Saking Berharga, Bangsawan Romawi Kuno Larang Rakyat Jelata Gunakan Pakaian Berwarna Ungu!

- Selasa, 22 Februari 2022 | 13:44 WIB
Ilustrasi pakaian senator Romawi kuno. (Ancient Origins)
Ilustrasi pakaian senator Romawi kuno. (Ancient Origins)

Romawi kuno memang memiliki peradaban yang cukup unik dan menjadi catatan sejarah hingga saat ini. Tak jarang, beberapa hal-hal yang dilakukan oleh masyarakat Romawi kuno menjadi sebuah hal yang biasa dilakukan saat ini.

Salah satu bentuk keunikan tersebut ialah terdapat larangan terhadap rakyat jelata untuk melakukan hal-hal khusus. Larangan tersebut identik disebut dengan sumptuary yakni semacam undang-undang yang mengatur kehidupan kalanagan atas dan bawah.

Dikutip Ancients Origins, salah satu hukum sumptuary ialah larangan orang Romawi kuno untuk mengenakan pakaian berwarna ungu Tyrian. Hal ini rupanya karena pewarna tersebut sangat sukar didapat pada saat itu, sehingga hal ini menjadi sesuatu yang amat sangat bernilai harganya.

Baca Juga: Asal Mula Nama Bulan Januari dari Janus, Dewa Romawi yang Dianggap Penjaga Pintu Surga

Untuk mendapatkan warna ungu Tyrian, masyarakat Romawi kuno harus membuka cangkang siput laut yang sekarang dikenal sebagai Bolinus brandaris. Kemudian, orang-orang harus mengekstrak lendir yang menghasilkan warna ungu dan memaparkannya ke sinar matahari untuk waktu yang tepat.

Dibutuhkan sebanyak 250.000 moluska untuk menghasilkan hanya satu ons pewarna yang dapat digunakan, tetapi hasilnya adalah warna ungu yang cerah dan tahan lama.

Karena biaya tinggi dan produksi intensif, Romawi kuno mengesahkan undang-undang mewah yang menyatakan hanya kaum elit Kekaisaran Romawi saja yang bisa mengenakan pakaian dengan warna tersebut.

-
Siput laut penghasil warna ungu Tyrian. (Ancient Origins)

Para senator Romawi yang terhormat akan diizinkan mengenakan garis ungu Tyrian di toga mereka. Tren ungu Tyrian berakhir tiba-tiba dengan pemecatan Konstantinopel pada tahun 1204.

Pakaian yang terbuat dari pewarna ungu ini sangatlah mahal harganya. Satu pon wol ungu harganya lebih mahal daripada yang diperoleh kebanyakan orang dalam setahun.

Jadi pakaian ini secara alami menjadi kartu panggilan orang kaya dan berkuasa. Juga tidak ada salahnya jika warna ungu Tyrian dikatakan menyerupai warna darah yang menggumpal, warna yang konotasinya mengandung konotasi ilahi.

Monopoli ungu kelas kerajaan akhirnya berkurang setelah jatuhnya kekaisaran Bizantium pada abad ke-15, tetapi warnanya tidak tersedia secara luas sampai tahun 1850-an, ketika pewarna sintetis pertama memasuki pasar.
 

Editor: Administrator

Tags

Terkini

7 Arti Mimpi Memotong Rambut Apakah Pertanda Baik?

Minggu, 28 April 2024 | 10:19 WIB

8 Arti Ular Masuk Rumah Menurut Primbon Jawa

Senin, 15 April 2024 | 12:00 WIB
X