Bom Madrid 18 Tahun Lalu, Serangan Teroris Terparah di Eropa yang Tewaskan 192 Warga

- Jumat, 11 Maret 2022 | 13:42 WIB
Serangan bom di kereta komuter di Madrid, Spanyol pada 11 Maret 2004 (Britannica)
Serangan bom di kereta komuter di Madrid, Spanyol pada 11 Maret 2004 (Britannica)

Pada 11 Maret 2004, tepat hari ini 18 tahun lalu, sebanyak empat kereta komuter cercanias di Madrid, Spanyol dibom oleh teroris yang mengakibatkan 192 penumpang tewas dan 2.050 orang lainnya luka-luka.

Peristiwa yang kemudian dikenal sebagai Bom Madrid ini tercatat sebagai insiden serangan teroris paling parah di Eropa setelah peristiwa Lockerbie pada 21 Desember 1988 silam.

Seperti dilansir History, sebanyak 10 bom meledak di empat kereta di tiga stasiun kereta di wilayah Madrid pada jam sibuk pagi hari. Setelah kejadian, ditemukan bahwa bom-bom tersebut diledakan oleh telepon genggam.

Awalnya, peristiwa itu diduga didalangi oleh kelompok militan separatis Basque ETA. Namun ternyata bukti menunjukkan bahwa bom itu diledakkan oleh kelompok militan Islam ekstrem tak terikat namun tetap di bawah nama al-Qaida.

-
Bom Madrid 2004 (REUTERS)

Penyelidik meyakini bahwa semua ledakan itu disebabkan oleh alat peledak rakitan yang dikemas dalam ransel dan dibawa ke dalam kereta.

Para teroris tampaknya telah menargetkan Stasiun Atocha Madrid atau di dekat kawasan di mana sebanyak tujuh bom yang diledakkan.

Bom lainnya diledakkan di atas kereta api di dekat stasiun El Poso del Tio Raimundo dan Santa Eugenia. Hal itu terjadi kemungkinan besar karena penundaan perjalanan kereta api dalam perjalanan mereka ke Atocha.

Sementara itu, tiga bom lainnya tidak meledak seperti yang direncanakan dan kemudian ditemukan utuh.

Banyak orang di Spanyol dan di seluruh dunia melihat serangan itu sebagai pembalasan atas partisipasi Spanyol dalam perang di Irak, di mana sekitar 1.400 tentara Spanyol ditempatkan pada saat itu.

Serangan-serangan itu terjadi dua hari sebelum pemilihan besar Spanyol, di mana kaum Sosialis anti-perang meraih kekuasaan. Pemerintah baru, yang dipimpin oleh Perdana Menteri Jose Luis Rodriguez Zapatero, memindahkan pasukan Spanyol dari Irak dengan yang terakhir meninggalkan negara itu pada Mei 2004.

Pengeboman kedua terhadap jalur kereta AVE berkecepatan tinggi dicoba pada 2 April, namun tidak berhasil.

-
Bom Madrid 2004 (REUTERS)

Keesokan harinya, polisi Spanyol mengaitkan para penghuni apartemen di Leganes, selatan Madrid untuk bertanggung jawab atas serangan tersebut. Dalam serangan berikutnya, tujuh tersangka bunuh diri dan satu agen pasukan khusus Spanyol dengan meledakkan bom di apartemen untuk menghindari penangkapan oleh pihak berwenang.

Satu pembom lainnya diyakini tewas dalam pemboman kereta api dan 29 lainnya telah ditangkap.

Setelah pengadilan selama lima bulan pada 2007, 21 orang dinyatakan bersalah, meskipun lima dari mereka, termasuk Rabei Osman yang diduga sebagai pemimpin kelompok, yang kemudian dibebaskan.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

8 Arti Ular Masuk Rumah Menurut Primbon Jawa

Senin, 15 April 2024 | 12:00 WIB
X