Belum usai ketakutan AS dan Barat terhadap sistem pertahanan udara S-400, Rusia di tengah ketegangan perang di Ukraina, kini memperkenalkan sistem pertahanan rudal anti-pesawat S-500 terbaru atau yang dikenal Prometheus.
Yan Novikov, kepala perusahaan teknologi pertahanan Rusia Almaz-Antey, mengatakan, Senin (25/4/2022), S-500 Rusia telah dimasukkan ke dalam produksi massal.
“Saat ini, produksi massal sistem S-500 telah diluncurkan berdasarkan pencapaian terbaru dalam sains dan teknologi dalam negeri," katanya seperti yang dilansir Eurasiantimes.
Kemampuan tempur sistem secara signifikan melampaui kemampuan sistem dan kompleks rudal anti pesawat yang dibuat sebelumnya.
Kata Novikov kepada majalah Rusia National Defense, S-500 mampu menjadi basis sistem pertahanan dirgantara Rusia.
Militer Rusia akan menerima senjata terbaru itu dalam jangka waktu yang ditentukan oleh perintah pertahanan negara.
S-500 Prometheus merupakan sistem rudal permukaan-ke-udara generasi berikutnya dengan jangkauan 600 kilometer (370 mil).
Jangkauan rudal tersebut adalah kompleks intersepsi ketinggian tinggi universal dengan peningkatan kemampuan pertahanan anti-rudal yang dirancang untuk mencegat dan menghancurkan rudal balistik antarbenua, rudal jelajah hipersonik dan pesawat siluman.
S-500 Prometey (bahasa Rusia untuk Prometheus) sudah dikembangkan dan pertama kali berhasil diuji pada Juli 2021.
Menurut Wakil Perdana Menteri Rusia Yuri Borisov pada bulan September, Angkatan Bersenjata Rusia mulai menerima kiriman S-500 pertama mereka.
Dan pada bulan Oktober, brigade S-500 pertama dikerahkan oleh Pasukan Khusus Angkatan Udara Rusia ke-15 untuk menutupi Moskow dan Kawasan Industri Pusat negara itu.
Jangkauan operasional S-500 mencapai sekitar 370 mil di mana ia dilaporkan dapat mendeteksi dan secara bersamaan melawan hingga 10 hulu ledak ICBM terminal supersonik balistik yang terbang dengan kecepatan hingga 4,34 mil (7 kilometer) per detik.