INDOZONE.ID - Pada 2016 lalu, tim arkeolog Taiwan menemukan sekitar 48 jasad atau kerangka manusia. Di antara kerangka-kerangka tersebut, ada satu yang sangat menarik perhatian, yaitu jasad seorang ibu yang masih menggendong bayinya.
"Ketika digali, semua arkeolog dan staf kaget," kata Chu Whei-lee, seorang kurator Departemen Antropologi Museum Nasional Ilmu Alam Taiwan, seperti dikutip dari laman The Guardian, Jumat (24/3/2024).
Lebih lanjut, Chu Whei-lee mengungkap temuan terbuat cukup mengharukan lantaran bentuk fosilnya masih utuh dan menunjukan keintiman ibu dan anak.
"Kami kaget karena ibu itu menatap bayi yang ada di tangannya," sambungnya.
Adapun penggalian situs tempat fosil itu ditemukan dimulai pada Mei 2014 dan membutuhkan waktu satu tahun untuk menyelesaikannya.
Baca juga: Kebetulan Luar Biasa, Pria Ini Gak Sengaja Temukan Fosil Dinosaurus di Halaman Rumahnya
Hasil penanggalan karbon kemudian memperkirakan jasad tersebut berusia 4800 tahun. Sehingga ini menjadi temuan manusia tertua di daerah Taichung, Taiwan tengah.
Petani Pertama di Taiwan

Saat ini, daerah Taichung sendiri dijuluki An-ho. Para ahli percaya bahwa garis pantai telah berubah selama bertahun-tahun dan An-ho pernah menjadi desa pesisir.
Memang, lebih dari 200 gigi hiu telah ditemukan di tempat tinggal situs tersebut, namun tidak diketahui apakah gigi ini praktis, dekoratif, atau spiritual.
Sementara itu, diperkirakan penduduk An-ho kemungkinan besar adalah orang Dabenkeng.
“Orang-orang Dabenkeng adalah petani pertama di Taiwan, yang mungkin datang dari pesisir selatan dan tenggara China sekitar 5.000 tahun lalu,” kata Chengwha Tsang dari Academia Sinica Taiwan.
Baca juga: Seorang Guru Temukan Fosil Hewan Misterius di Kanada, Umurnya Lebih Tua dari Dinosaurus!
“Kebudayaan ini adalah kebudayaan Neolitik paling awal yang sejauh ini ditemukan di Taiwan,” ungkapnya.
Sementara Dabenkeng berlangsung hingga milenium ke-3 SM di Tiongkok Daratan, Dabenkeng Taiwan hanya bertahan hingga sekitar 4.500 SM.
Namun dari Taiwan, Dabenkeng menyebar ke seluruh Asia Tenggara dan Oseania, membawa serta budaya dan bahasa mereka.
“Mereka mungkin nenek moyang paling awal dari orang-orang berbahasa Austronesia yang hidup saat ini di Taiwan dan pulau-pulau Pasifik,” pungkas Tsang.
Artikel Menarik Lainnya: