5 Fakta dan Mitos Janur Kuning, Ternyata Filosofinya Kental Banget dengan Islam

- Rabu, 28 Desember 2022 | 17:01 WIB
Fakta dan mitos janur kuning. (Z Creators/Vivi Sanusi)
Fakta dan mitos janur kuning. (Z Creators/Vivi Sanusi)

Janur kuning biasa dipasang untuk menandakan bahwa tempat tersebut sedang ada pesta pernikahan. Ternyata, enggak cuma sekedar hiasan, janur kuning punya makna yang sangat mendalam loh. 

1. Nama Janur Kuning Sarat Ajaran Islam

-
Nama janur kuning sarat ajarat Islam. (Z Creators/Vivi Sanusi)

Dalam adat Jawa, pemasangan janur kuning termasuk tradisi turun-temurun. Janur kuning sebagai simbol budaya mengandung banyak filosofi. Kata 'Jan' dalam bahasa Arab yang berarti surga, sedangkan 'Nur' yang berarti cahaya, serta ning dari kata 'Wening' yang berarti suci.

Sehingga, diharapkan pengantin yang melangsungkan pernikahan selalu mengingat Allah Yang Maha Suci pemilik surga. Makna lainnya berarti agar tujuan suci harus diniatkan karena Allah SWT dan hubungan tersebut diberkahi dalam satu ikatan yang suci.

2. Bermula dari Pernikahan Putri Kerjaan Cirebon

-
Penggunaan janur kuning pertama kali saat pernikahan putri Kerajaan Cirebon. (Z Creators/Vivi Sanusi)

Selain itu, cerita janur kuning yang jadi tradisi di setiap hajatan pernikahan juga muncul dari Raden Angga Wacana, seorang tokoh penyebar agama Islam di Pangandaran, Jawa Barat. Singkat cerita, Raden Angga Wacana yang mempunyai kesaktian mengikuti sayembara di Kerajaan Cirebon.

Raden Angga berhasil meratakan Gunung Hata dan berhasil membuat pondasi serta rangka bangunan masjid dalam hitungan jam saja. Keberhasilan Raden Angga dihadiahi dengan menikahi putri dari Kerajaan Cirebon. Ia pun memberi syarat sebagai simbol pernikahannya harus dihiasi dengan janur kuning.

3. Janur Kuning Enggak Boleh Digunting

-
Janur kuning enggak boleh digunting. (Z Creators/Vivi Sanusi)

Janur kuning yang dibuat hiasan dalam pernikahan enggak boleh digunting dan cukup disuwir-suwir saja. Tata cara ini menyimbolkan agar pernikahan yang dijalani, meski banyak rintangan dan persoalan sampai perasaannya seperti disuwir-suwir, harus tetap tabah menjalaninya. Daun janur yang dipakai adalah daun muda seperti daun kelapa, rumbia atau enau.

4. Budaya Janur Kuning Menyebar hingga ke Bali 

-
Fakta dan mitos janur kuning. (Z Creators/Vivi Sanusi)

Tradisi janur kuning selain pada budaya Jawa juga terdapat pada budaya Sunda dan Bali. Di Bali, janur kuning dinamakan penjor. Nama lain sesuai penempatannya, seperti kembar mayang yang menjadi dekorasi pada prosesi midodareni dan panggih pada adat Jawa. Dinamakan juga umbul-umbul, mayang sari, dan gagar mayang.

Kembar mayang berupa janur yang dirangkai berpasangan yang menyimbolkan bahwa pengantin harus mempunyai perasaan yang sama antara hati dan kemauannya. Terdapat juga kembar mayang yang dianyam berbentuk keris, bermakna melindungi dari marabahaya serta diharapkan pengantin berhati-hati dalam mengarungi biduk pernikahan.

Kemudian bentuk belalang yang bermakna agar terhindar dari halangan yang menimpa, bentuk payung sebagai simbol pengayoman, dan bentuk burung sebagai simbol merpati yang selalu setia. Janur kuning juga menyimbolkan kebahagiaan, sebuah harapan bagi yang melangsungkan acara sakral tersebut agar bersinar, diberkahi, dan berakhir dengan kebahagiaan.

5. Mitos Janur Kuning 

Halaman:

Editor: Yayan Supriyanto

Tags

Terkini

8 Arti Ular Masuk Rumah Menurut Primbon Jawa

Senin, 15 April 2024 | 12:00 WIB
X