Pernah Jadi Saksi Bisu Keganasan PKI, Ternyata Lubang Buaya Dulunya 'Rumah' Siluman

- Selasa, 4 Oktober 2022 | 14:52 WIB
Lubang Buaya, Jakarta Timur. (Z Creators/Jafriyal)
Lubang Buaya, Jakarta Timur. (Z Creators/Jafriyal)

Momen mengerikan malam biadab G30SPKI tidak hanya terjadi di rumah-rumah jenderal namun juga berlangsung di Lubang Buaya. Usai diangkut paksa pasukan Cakrabirawa dari rumahnya para jenderal tersebut disiksa, dibunuh lalu dibuang ke sumur tua di daerah Lubang Buaya. 

Jejak-jejaknya pun masih bisa kita lihat hingga saat ini di Monumen Pancasila Sakti. Mereka yang menolak menyerah secara bergiliran diberondong timah panas lalu di buang ke sumur yang memiliki tinggi 13 meter tersebut.

"Cerita G30S ini tidak bisa berdiri sendiri dari satu sumber. Masyarakat harus melihatnya secara objektif karena peristiwa ini mengubah seluruh sendi kehidupan Indonesia. Dari budaya, ekonomi, sosial dan politik," tutur penelusur sejarah asal Ngopi Jakarta, Achmad Sofiyan.

-
Kawasan Lubang Buaya, Jakarta Timur. (Z Creators/Jafriyal)

Adapun korban peristiwa itu adalah, Jendral Ahmad Yani, Mayjend Raden Soeprapto, Mayjend Mas Tirtodarmo Haryono, Brigjend Donald Isaac Pandjaitan, Brigjend Sutoyo Siswomihardjo, Lettu Pierre Andreas Tendeaan dan Ajun Polisi Karel Sasuit Tubun. 

Jenazah mereka kemudian dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Nasional Utama Kalibata Jakarta. Akibat dari peristiwa tersebut matra Angkatan Udara (AU) pun terkucilkan. 

-
Lubang Buaya, Jakarta Timur. (Z Creators/Jafriyal)

Penyebabnya karena pernyataan Kepala Staf Angkatan Udara saat itu Omar Dani. Ia menyebut akan bertanggung jawab untuk semua perbuatan prajurit dan perwira AU yang terlibat G30S. 

Pernyataan yang terburu-buru tersebut ditafsirkan Orde Baru sebagai bentuk dukungan Omar Dani kepada PKI.

"Nama Omar Dani tidak terpajang di Halim karena cap tersebut. Selain itu Lubang Buaya dipilih menjadi lokasi pembuangan pun menjadi pertanyaan karena di bawah wilayah AU. Kok bisa mereka masuk ke wilayah ini," lanjut Sofiyan.

-
Kawasan Monumen Pancasila Saksi, Jakarta Timur. (Z Creators/Jafriyal)

Lubang Buaya sendiri memiliki sejarah panjang. Nama tersebut dipercaya berasal dari Datuk Banjir atau Pangeran Syarif Hidayatullah. Ia adalah satu tokoh yang dianggap masyarakat setempat sebagai pencetus nama Lubang Buaya, sekaligus sebagai pembuka daerah itu.

Menurut cerita rakyat, Pangeran Syarif Hidayatullah datang ke daerah seputaran Lubang Buaya untuk berdakwah. Suatu hari dirinya dimintai tolong oleh masyarakat setempat, untuk meredam gangguan dimana terdapat siluman yang berwujud buaya. 

Buaya-buaya itu bersemayam di suatu lubuk di dalam sungai, untuk mencelakai warga yang hendak menyeberang. Pada akhirnya Pangeran Syarif Hidayatullah berhasil menunaikan tugasnya untuk menghilangkan gangguan tersebut.

"Lokasi makamnya ada di belakang komplek ini. Namun ahli waris tidak mengizinkan kita berkunjung. Hal senada juga dirasakan seniman Betawi, Bokir. Cerita banyak orang Bokir tidak mau melintas daerah Lubang Buaya,” tutup Sofiyan.

Artikel menarik lainnya: 

Bikin cerita serumu dan dapatkan berbagai reward menarik! Let’s join Z Creators dengan klik di sini.

Halaman:

Editor: Yayan Supriyanto

Tags

Terkini

8 Arti Ular Masuk Rumah Menurut Primbon Jawa

Senin, 15 April 2024 | 12:00 WIB
X