Perkembangan Kacamata, dari Permata Hingga Lensa

- Jumat, 4 Oktober 2019 | 21:00 WIB
photo/Ilustrasi/fi.edu
photo/Ilustrasi/fi.edu

Pada tahun 54 sampai 68 Masehi, seorang kaisar Roma bernama Nero selalu menggunakan batu permata cekung untuk menonton pertunjukkan meski tidak diketahui pasti apakah ia mempunyai masalah penglihatan.

Dalam sejarah modern, berbagai percobaan banyak dilakukan baik di Cina maupun Eropa. Bangsa Cina menggunakan kacamata seperti kacamata yang lazim digunakan sekarang ini yang biasanya terbuat dari lensa yang berbentuk oval sangat besar, atau dari kristal batu serta bingkai dari tempurung kura-kura.

Supaya dapat memegang kacanya, bangsa Cina menggunakan dua kawat yang diberi pemberat serta dikaitkan ke telinga mereka atau lensanya diikatkan ke topi atau menggunakan kait yang dicantolkan ke pelipis mereka.  

Pada tahun 1784, barulah  penemuan konsep kacamata bifokal ditemukan oleh Benjamin Franklin dengan menggunakan dua lensa cembung dan cekung dalam satu bingkai.

Lensa bifokal bertujuan agar mata bisa melihat obyek jauh dan dekat dalam satu bingkai. Kacamata jenis ini biasanya diresepkan untuk orang yang menderita presbiopia, kondisi yang ketika itu diderita oleh Franklin.

Editor: Administrator

Terkini

8 Arti Ular Masuk Rumah Menurut Primbon Jawa

Senin, 15 April 2024 | 12:00 WIB
X