Kebanyakan orang menganggap bahwa wihara dan kelenteng adalah tempat ibadah yang sama. Padahal dua rumah ibadah itu berbeda.
Kedua rumah ibadah tersebut berbeda dari segi arsitektur, fungsi hingga tata cara peribadatannya.
Dilansir dari berbagai sumber, ini perbedaan antara wihara dan kelenteng.
Wihara
Merupakan tempat beribadah umat Buddha, Untuk kebaktian, di wihara terdapat waktu tertentu untuk melakukan kebaktian yang dipimpin oleh para biksu. Biasanya, umat Buddha untuk melaksanakan segala macam bentuk upacara atau kebaktian keagamaan agama Buddha
Rupanya wihara ini memiliki banyak fungsi. Selain sebagai tempat beribadah, bisa juga menjadi pondok, tempat tinggal atau penginapan bhikkhu/bhikkhuni.
Wihara tidak boleh dijadikan miliki perseorangan, biasanya dibentuk suatu yayasan untuk mengatur kepentingan tersebut.
Kelenteng
Awalnya, kelenteng adalah tempat penghormatan pada leluhur atau dewa. Hanya digunakan oleh suatu marga. Lama kelamaan, warga Tionghoa dari berbagai marga melakukan penghormatan dewa-dewi di kelenteng.
Di dalam klenteng bisa ditemukan (bagian samping atau belakang) dikhususkan untuk penghormatan leluhur oleh para sanak keluarga masing-masing. Selain itu, bisa juga mempelajari ajaran-ajaran atau agama leluhur seperti ajaran-ajaran Konghucu, Taoisme, dan bahkan Buddha.
Di Kelenteng, waktu ibadahnya dapat dikerjakan kapan saja atau dilakukan sendiri tanpa adanya pemimpin sembahyang.
Jadi, sudah tahu perbedaannya kan?