Mengenal Virus Nipah (NiV), Virus Baru yang Lebih Ganas dari COVID-19

- Rabu, 27 Januari 2021 | 14:01 WIB
Ilustrasi virus (Unsplash/ CDC)
Ilustrasi virus (Unsplash/ CDC)

Belum lama ini, para ilmuwan berhasil menemukan virus baru yang tidak kalah bahayanya dari corona, yaitu virus Nipah (NiV).

Peneliti senior di Red Cross Emerging Infectious Disease-Health Science Centre di Thailand, Supaporn Wacharapluesadee, sudah bergerak mencari ancaman pandemi berikutnya, bahkan ketika dunia masih bergulat dengan COVID-19

Salah satu yang menjadi perhatian adalah virus Nipah. Tingkat kematian yang disebabkan virus Nipah dilaporkan mencapai 75 persen dan saat ini belum ada vaksin. Sementara dunia fokus pada COVID-19, para ilmuwan bekerja keras untuk memastikan itu tidak menyebabkan pandemi berikutnya.

Ada beberapa fakta yang menjadikan virus Nipah lebih seram dari pada virus COVID-19.

Masa inkubasi penyakit yang disebabkan oleh virus ini dilaporkan selama 45 hari dalam satu kasus. Berarti ada banyak kesempatan bagi inang yang terinfeksi, bahkan tidak sadar mereka sakit, sehingga dapat menyebarkannya. 

Menurut catatan WHO, virus Nipah dapat menular ke manusia dari hewan (seperti kelelawar atau babi), makanan yang terkontaminasi, dan juga dapat ditularkan langsung dari manusia ke manusia. 

Seseorang yang terinfeksi virus Nipah mungkin mengalami gejala pernapasan, termasuk batuk, sakit tenggorokan, kelelahan, radang otak, pembengkakan otak yang dapat menyebabkan kejang dan kematian. Ini adalah penyakit yang ingin dicegah oleh WHO agar tidak menyebar.

Sebelumnya Wacharapluesadee menemukan fakta bahwa kelelawar bisa menimbulkan ancaman baru, seperti penyakit mematikan lainnya yang dapat menular ke manusia atau zoonosis seperti halnya COVID-19.

Wacharapluesadee menjelaskan bahwa wilayah Asia yang tropis dan memiliki keanekaragaman hayati merupakan rumah bagi kumpulan besar patogen, sehingga akan meningkatkan kemungkinan munculnya virus baru.

Meningkatnya populasi manusia dan tingginya kontak antara manusia dengan hewan liar di wilayah Asia juga meningkatkan faktor risiko.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Terkini

8 Arti Ular Masuk Rumah Menurut Primbon Jawa

Senin, 15 April 2024 | 12:00 WIB
X