Akhirnya, Ilmuwan dapat Menguji Teori Stephen Hawking tentang Lubang Hitam di Angkasa!

- Rabu, 5 Januari 2022 | 16:14 WIB
Ilustrasi Black Hole. (popularmechanichs.com)
Ilustrasi Black Hole. (popularmechanichs.com)

Salah satu teori mengenai alam semesta yang cukup dikenal ialah teori Stephen Hawking yang menjadi teori kontroversial. Stephen pada tahun 1970-an mengatakan bahwasanya alam semesta terbentuk dari materi gelap, zat tak kasat mata yang menyusun sebagian besar materi di alam semesta, mungkin terbuat dari lubang hitam yang terbentuk pada saat-saat awal Big Bang.

Teori tersebut banyak dibantah dengan melandaskan jika alam semesta terbentuk atas teori Big Bang, keadaan tetap, osilasi dan juga teori nebula. Namun belakangan, teori Stephen tampaknya akan diterima oleh dunia.

Baca Juga: Mengulik Misteri Lubang Hitam, Mungkinkah Bisa Menyedot Bumi?

Pasalnya tiga astronom telah mengembangkan teori yang menjelaskan tidak hanya keberadaan materi gelap, tetapi juga kemunculan lubang hitam terbesar di alam semesta.

Lubang hitam sejak awal

-
Teori black hole dan Stephen Hawking. (News18)

Materi gelap membentuk lebih dari 80% di semua materi alam semesta, tetapi tidak berinteraksi langsung dengan cahaya dengan cara apa pun. Itu hanya mengapung menjadi besar, mempengaruhi gravitasi di dalam galaksi.

Banyak yang berpikir bahwa lubang hitam masih belum bisa diamati oleh para astronot. Namun yang pasti lubang hitam yang terkenal sangat gelap, sehingga mengisi galaksi dengan lubang hitam secara teoritis dapat menjelaskan semua pengamatan materi gelap.

Pada teori alam semesta modern, lubang hitam dipercaya dapat terbentuk hanya setelah bintang-bintang masif mati, kemudian runtuh di bawah berat gravitasinya sendiri. Sehingga untuk membuat lubang hitam membutuhkan banyak bintang yang membutuhkan sekumpulan materi normal.

Raksasa tidur

-
Ilustrasi black hole. (India Today)

Dari teori itulah Hawking diduga mampu mengambil pendapatnya dengan mengatakan pada tahun 1971, ia mengatakan bahwa lubang hitam terbentuk di lingkungan yang kacau pada saat-saat awal Big Bang terjadi.

Pada saat itu, kantong materi dapat secara spontan mencapai kepadatan yang dibutuhkan untuk membuat lubang hitam, membanjiri kosmos dengan jauh sebelum bintang pertama berkelap-kelip.

Hawking juga mengatakan bahwa lubang hitam "primordial" ini mungkin bertanggung jawab atas materi gelap. Meskipun idenya menarik, sebagian besar astrofisikawan berfokus pada penemuan partikel subatomik baru untuk menjelaskan materi gelap.

Terlebih lagi, model pembentukan lubang hitam masa dulu mengalami masalah pengamatan. Jika terlalu banyak terbentuk di alam semesta awal, mereka mengubah gambaran radiasi sisa dari alam semesta awal, yang dikenal sebagai latar belakang gelombang mikro kosmik (cosmic microwave background (CMB)).

Hal ini menunjukkan teori itu hanya berfungsi ketika jumlah dan ukuran lubang hitam masa dulu cukup terbatas atau akan bertentangan dengan pengukuran CMB.

Gagasan tersebut dihidupkan kembali pada tahun 2015 ketika Laser Interferometer Gravitational-Wave Observatory menemukan pasangan lubang hitam pertama yang bertabrakan.

Kedua lubang hitam itu jauh lebih besar dari yang diperkirakan, dan salah satu cara untuk menjelaskan massanya yang besar adalah dengan mengatakan bahwa mereka terbentuk di alam semesta awal, bukan di jantung bintang yang sekarat.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

Fakta dan Mitos Tahun Kabisat yang Kamu Harus Tau

Rabu, 28 Februari 2024 | 12:25 WIB
X