Seperti Sajen Merapi, Jepang Punya Tradisi Pukul Kue Mochi untuk Sesajen Arwah dan Dewa

- Selasa, 11 Januari 2022 | 18:18 WIB
Tradisi Kagami Biraki, memukul kue mochi sebagai sesajen. (Istimewa).
Tradisi Kagami Biraki, memukul kue mochi sebagai sesajen. (Istimewa).

Tak hanya Indonesia yang punya istilah upacara sesajen, seperi sesajen Merapi. Di Jepang juga ada namanya tradisi sesajen yang cukup unik dan sudah dimulai dari zama keluarga samurai kuno yang dirayakan setiap tahun.

Setiap tanggal 11 Januari, masyarakat Jepang memiliki tradisi unik yang diberi nama Kagami Biraki. Dalam upacara tradisional, ini masyarakat Jepang memakan kue mochi ata kue beras bernama kagami mochi yang dijadikan sesajen tahun baru untuk arwah atau dewa tahun di Jepang.

Mengutip situs kagamimochi.jp, upacara ini dilakukan sebagai lambang ucapan terima kasih kepada dewa-dewa. Kagami mochi dimakan dengan harapan terhindar dari penyakit dan diberi kesehatan. 

Dimulai dari Keluarga Samurai.

-
Tradisi Kagami Biraki, memukul kue mochi sebagai sesajen. (Istimewa).

Keluarga samurai memiliki tradisi memajang yoroi (baju zirah) untuk menyambut tahun baru. Mochi yang dijadikan sajen untuk yoroi disebut gusoku mochi. Setelah tahun baru selesai (hari ke-20 tahun baru), mochi direbus sebagai z?ni untuk merayakan Hatsuka.

Kue Mochi untuk sajen diletakkan di atas tempat cermin (ky?dai), sehingga disebut kagami mochi yang artinya mochi cermin. Dari keluarga samurai, tradisi memakan kagami mochi meluas ke kalangan rakyat biasa. 

Udara musim dingin membuat kagami mochi yang dipajang sebagai sajen menjadi keras. Menariknya, memotong mochi tidak boleh memakai benda tajam karena diasosiasikan dengan seppuku atau bunuh diri. Oleh karena itu, kagami mochi dipecahkan dengan tangan atau palu kayu.

Baca Juga: Bikin Gerah, Ini Fakta Tentang Menggunakan Pakaian Hitam di Bawah Terik Matahari!

Arti dari Kagami Biraki.

-
Tradisi Kagami Biraki, memukul kue mochi sebagai sesajen. (Istimewa).

Kagami yang berarti cermin, merupakan lambang keharmonisan atau hubungan baik, sementara biraki yang berarti membuka dan berkaitan dengan upacara memecahkan tutup tong sake. Sehingga kagami biraki mengandung arti membuka atau menyebarluaskan hubungan baik. 

Makan makanan bertekstur keras termasuk mochi dipercaya dapat menguatkan gigi. Pada akhirnya, orang dengan gigi sehat dan kuat dapat berumur panjang.

Tanggal perayaan.

-
Tradisi Kagami Biraki, memukul kue mochi sebagai sesajen. (Istimewa).

Menurut tradisi, upacara ini dilakukan pada tanggal 11 Januari setelah sajen untuk dewa tahun (toshigami) diturunkan yang menandai berakhirnya periode Matsu no Uchi (7 Januari). Sebelumnya, upacara ini diadakan pada tanggal 20 bulan 1 kalender lama setelah berakhirnya periode Matsu no Uchi pada tahun baru kecil (kosh?gatsu) tanggal 15 bulan 1 kalender lama. 

Tanggal 20 bulan 1 menjadi hari sial dan tidak lagi dijadikan hari upacara kagami biraki setelah meninggalnya Tokugawa Iemitsu pada zaman Keian tanggal 20 bulan 4 kalender lama (tahun 1651 kalender Gregorius). 

Oleh karena itu, tanggal perayaan upacara kagami biraki dipindah menjadi tanggal 11 bulan 1 (kalender lama) setelah berakhirnya periode Matsu no Uchi. Pemindahan hari kagami biraki menjadi tanggal 11 bulan 1 kemungkinan dilakukan agar bertepatan dengan upacara kurabiraki oleh keluarga pengusaha dan pemilik bisnis. 

Upacara memecahkan tutup tong sake.

-
Tradisi memuku tutup tong sake. (Istimewa).

Istilah kagami biraki juga dipakai untuk upacara memukul tutup tong kayu berisi sake dengan palu kayu hingga pecah. Tong kayu untuk kagami biraki diberi hiasan berupa lilitan tali jerami yang disebut komo. Sake dalam tong kayu ini kemudian dihidangkan untuk para tamu dalam sebuah pesta makan.

Tutup bagian atas tong sake disebut kagami oleh pedagang atau pembuat sake, sehingga upacara memecahkan tutup tong sake disebut kagami biraki, dimana kagami berarti membuka. Nama lain untuk upacara memecahkan tutup tong sake adalah kagami nuki.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

8 Arti Ular Masuk Rumah Menurut Primbon Jawa

Senin, 15 April 2024 | 12:00 WIB
X