Sejarah Reog Ponorogo yang Diklaim Malaysia, Tarian Mistis dari Era Majapahit

- Selasa, 12 April 2022 | 09:44 WIB
Pertunjukan Reog di Ponorogo pada tahun 1920. Selain Reog, terdapat pula penari kuda kepang dan Bujang Ganong. (Wikipedia).
Pertunjukan Reog di Ponorogo pada tahun 1920. Selain Reog, terdapat pula penari kuda kepang dan Bujang Ganong. (Wikipedia).

Salah satu tarian tradisional asal Jawa Timur yang dikenal dengan sebutan Reog Ponorogo sedang jadi perbincangan lantaran akan didaftarkan Malaysia ke UNESCO. Padahal Reog adalah hiburan rakyat asli Indonesia yang sudah ada sejak dulu kala.

Mengutip KBBI, Reog adalah hiburan rakyat yang mengandung unsur magis dengan penari utamanya memakai topeng besar berkepala singa dengan hiasan bulu merak, ditambah beberapa penari bertopeng dan berkuda lumping. Reog adalah salah satu budaya daerah di Indonesia yang masih sangat kental dengan hal-hal yang berbau mistik dan ilmu kebatinan yang kuat.

Reog sendiri berasal dari kota Ponorogo sehingga disebut sebagai Reog Ponorogo. Gerbang kota Ponorogo dihiasi oleh sosok warok dan gemblak, dua sosok yang ikut tampil pada saat Reog dipertunjukkan. 

Asal usul Reog ada 5 versi, ini yang paling populer.

-
Pertunjukan Reog Ponorogo dalam acara Eksotika Bromo di Jawa Timur, Indonesia

Mengutip buku Reog di Jawa Timur, ada lima versi cerita populer yang berkembang di masyarakat tentang asal usul Reog dan Warok.

Namun salah satu cerita yang paling terkenal adalah cerita tentang pemberontakan Ki Ageng Kutu, seorang abdi kerajaan pada masa Bhre Kertabhumi, Raja Majapahit terakhir yang berkuasa pada abad ke-15.

 Ki Ageng Kutu murka akan pengaruh kuat dari pihak istri raja Majapahit yang berasal dari Tiongkok, selain itu juga murka kepada rajanya dalam pemerintahan yang korup, ia pun melihat bahwa kekuasaan Kerajaan Majapahit akan berakhir. Ia lalu meninggalkan sang raja dan mendirikan perguruan di mana ia mengajar seni bela diri kepada anak-anak muda, ilmu kekebalan diri dengan harapan bahwa anak-anak muda ini akan menjadi bibit dari kebangkitan kerajaan Majapahit kembali. 

Sadar bahwa pasukannya terlalu kecil untuk melawan pasukan kerajaan maka pesan politis Ki Ageng Kutu disampaikan melalui pertunjukan seni Reog, yang merupakan "sindiran" kepada Raja Kertabhumi dan kerajaannya. Pagelaran Reog menjadi cara Ki Ageng Kutu membangun perlawanan masyarakat lokal menggunakan kepopuleran Reog.

Versi resmi

Versi resmi alur cerita Reog Ponorogo kini adalah cerita tentang Raja Ponorogo yang berniat melamar putri Kediri, Dewi Ragil Kuning, namun di tengah perjalanan ia dicegat oleh Raja Singa Barong dari Kediri. Pasukan Raja Singa Barong terdiri dari merak dan singa.

-
Singo Barong dalam Reog. (Wikipedia).

Sedangkan dari pihak Kerajaan Ponorogo, Raja Klono dan Wakilnya Bujang Ganong, dikawal oleh warok (pria berpakaian hitam-hitam dalam tariannya), dan warok ini memiliki ilmu hitam mematikan. Seluruh tariannya merupakan tarian perang antara Kerajaan Kediri dan Kerajaan Ponorogo, dan mengadu ilmu hitam antara keduanya, para penari dalam keadaan "kerasukan" saat mementaskan tariannya.

Tak bisa sembarangan ditarikan orang awam.

Hingga kini masyarakat Ponorogo hanya mengikuti apa yang menjadi warisan leluhur mereka sebagai warisan budaya yang sangat kaya. Dalam pengalamannya Seni Reog merupakan cipta kreasi manusia yang terbentuk adanya aliran kepercayaan yang ada secara turun temurun dan terjaga. 

Upacaranya pun menggunakan syarat-syarat yang tidak mudah bagi orang awam untuk memenuhinya tanpa adanya garis keturunan yang jelas. Mereka menganut garis keturunan parental dan hukum adat yang masih berlaku.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

8 Arti Ular Masuk Rumah Menurut Primbon Jawa

Senin, 15 April 2024 | 12:00 WIB
X