Fakta Tradisi Ziarah Kubur, Media Silaturahmi dengan Orang yang Sudah Meninggal

- Senin, 4 April 2022 | 04:45 WIB
Ilustrasi ziarah kubur. (DDHK News)
Ilustrasi ziarah kubur. (DDHK News)

Dalam tradisi umat Islam, kita tentu mengenal yang namanya istilah ziarah kubur. Tradisi ini kerap dilakukan menjelang bulan Ramadhan walaupun bukan dikhususkan untuk menyambut bulan suci tersebut.

Tradisi ziarah kubur, dimaksudkan agar seseorang mendoakan sanak keluarganya di hadapan makam keluarga tersebut. Oleh karena itu, umat Islam kebanyakan melakukan tradisi ini menjelang datangnya Ramadhan dan juga Hari Raya Idul Fitri.

Dikutip dari Islampost, tradisi ziarah kubur ini dimaksudkan agar orang yang sudah meninggal mendapatkan rahmat dan sebagai media silatuahminya orang yang masih hidup dengan yang sudah meninggal dunia.

Baca Juga: Tradisi Ziarah Kubur Jelang Bulan Ramadan, UAS: Boleh dengan Tujuan Melembutkan Hati

Ziarah kubur di Indonesia sendiri bermula dari masa kejayaan Hindu, dimana masih banyak kepercayaan animisme dan dinamisme untuk menghormati leluhur mereka.

Tradisi ini tidak hanya dilakukan oleh umat Islam saja, melainkan agama Katolik yang sering menggelar ziarah di setiap tanggal 2 November. Ada pula orang Tionghoa yang memiliki tradisi ceng beng atau ziarah kubur untuk menghormati leluhur.

Tradisi tabur bunga di kuburan

Tanpa disadari, tradisi demi tradisi tersebut membaur menjadi satu di Indonesia dimana menghasilkan kebiasaan kita untuk menabur bunga di atas makam. Padahal Islam sendiri tidak menyarankan jika terdapat maksud dan arti yang bermakna dari tabur bunga tersebut.

Dalam Islam sendiri, tabur bunga ini hanya sebagai simbol bahwa kerabat yang lain telah duluan hadir di kuburan keluarga tersebut. Sementara dalam kepercayaan Hindu, bunga-bungaan yang ditabur di atas kubur menjadi simbol untuk arwah orang yang meninggal dapat hidup tenang di alam baka.

Editor: Administrator

Tags

Terkini

8 Arti Ular Masuk Rumah Menurut Primbon Jawa

Senin, 15 April 2024 | 12:00 WIB
X