Studi Ini Ungkapkan Kapan Otak Manusia Harus Menaruh Perhatian!

- Minggu, 25 April 2021 | 15:22 WIB
Ilustrasi menaruh perhatian pada pekerjaan. (photo/Ilustrasi/Pexels/cottonbro)
Ilustrasi menaruh perhatian pada pekerjaan. (photo/Ilustrasi/Pexels/cottonbro)

Sebuah tim peneliti internasional telah mengidentifikasi bagaimana otak manusia memprediksi masa depan untuk berinteraksi sesuai dengan lingkungan. Reaksi cepat untuk peristiwa masa depan sangat penting. Seorang petinju, misalnya, perlu menanggapi lawannya dalam sepersekian detik untuk mengantisipasi dan memblokir serangan berikutnya. 

Tanggapan cepat itu didasarkan pada perkiraan apakah dan kapankah peristiwa akan terjadi. Sekarang, para ilmuwan dari Max Planck Institute for Empirical Aesthetics (MPIEA) dan New York Universitty (NYU) telah mengidentigikasi perhitungan kognitif yang mendasari perilaku prediksi yang kompleks. Bagaimana otak tahu kapan harus membayar perhatian?

Setiap peristiwa di masa depan membawa dua jenis tidak kepastian yang berbeda: apakah itu akan terjadi dalam rentang waktu tertentu, dan jika demikian, kapan kemungkinan besar akan terjadi. Sampai saat ini, sebagian besar penelitian mengenai prediksi temporal telah asumsikan bahwa kemungkinan terjadinya suatu peristiwa mempunyai efek yang stabil pada antisipasi dari waktu ke waktu. 

Tetapi, anggapan itu belum terbukti secara empiris. Selain itu, tidaklah diketahui bagaimana otak manusia menggabungkan kemungkinan apa dan kapankah peristiwa di masa depan akan terjadi. Tim peneliti internasional dari MPIEA dan NYU kini telah menyelidiki bagaimana dua sumber ketidakpastian yang berbeda ini memengaruhi perilaku antisipasif manusia. 

Menggunakan eksperimen sederhana namun elegan, mereka secara sistematis memanipulasi kemungkinan apakah dan kapan peristiwa sensorik akan terjadi dan menganalisis perilaku waktu reaksi manusia.

Dalam artikel terbaru mereka di jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences (PNAS), tim tersebut melaporkan dua hasil baru. Pertama, kemungkinan terjadinya suatu peristiwa memiliki efek yang sangat dinamis pada antisipasi dari waktu ke waktu. Kedua, perkiraan otak tentang apakah dan kapan suatu peristiwa akan terjadi berlangsung secara independen. Melihat hal itu, Matthias Grabenhorst dari Max Planck Institute for Emnpirical Aesthetics memberikan komentarnya.

"Eksperimen kami memanfaatkan cara dasar kami menggunakan probabilitas dalam kehidupan sehari-hari, misalnya saat mengemudikan mobil kami,"  ungkapnya.

"Saat mendekati perlintasan kereta api, kemungkinan menutup gerbang menentukan kesiapan kita secara keseluruhan untuk menginjak rem. Ini intuitif dan diketahui."

Georgios Michalareas, juga MPIEA, menambahkan: "Kami menemukan, bagaimanapun, bahwa kesiapan untuk menanggapi ini meningkat secara drastis dari waktu ke waktu. Anda menjadi jauh lebih waspada, meskipun kemungkinan gerbang ditutup secara obyektif tidak berubah." lanjutnya. 

Penelitian dari tim ini menunjukkan bahwa manusia otak dinamis telah menyesuaikkan kesiapannya untuk merespons berdasarkan perkiraan probabilitas yang terpisah dari apakah dan ketika peristiwa terjadi. Hasil peneltiain ini menambah secara signifikan pemahaman kita mengenai bagaimana otak manusia memprediksi peristiwa di masa depan agar kamu dapat berinteraksi sesuai dengan lingkungan.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

Fakta dan Mitos Tahun Kabisat yang Kamu Harus Tau

Rabu, 28 Februari 2024 | 12:25 WIB
X