Di bulan Ramadan, beberapa negara ternyata memiliki beragam tradisi dan cara unik untuk membangunkan warga muslim untuk makan sahur. Seperti apa saja tradisi membangunkan sahur di berbagai negara?
Walaupun bukanlah sesuatu yang wajib dilakukan di bulan Ramadan, namun Rasulullah dalam hadits-nya memberitahukan manfaat sahur untuk umat muslim yang menjalankan puasa. “Bersahurlah, sesungguhnya dalam sahur itu penuh dengan barakah” (HR. Ahmad).
Sejalan dengan hal tersebut, sahur menjadi salah satu ciri khas dari bulan ramadan yang dilakukan umat muslim di seluruh penjuru dunia. Berbagai tradisi untuk sebagai penanda dan untuk membangunkan sahur pun dilakukan di tiga negara ini, berikut Indozone merangkumnya.
Baca Juga: 6 Manfaat Penting Minum Air Putih Hangat saat Sahur
1. Arab Saudi
Berbeda dengan bangsa Arab di masa lalu yang membangunkan sahur lewat azan, masyarakat Arab sekarang terutama di sekitar wilayah Mekah akan menggunakan lentera untuk membangunkan orang sahur. Selain fanus (lentera khas Arab), tak ketinggalan kelompok-kelompok yang berkeliling kampung juga menabuh duf al-bafaz atau sejenis alat seperti gendang dengan berirama.
Ada pula yel-yel yang dinyanyikan untuk memecahkan keheningan sepanjang jalan yang dilalui. Jika dilihat, cara-cara tersebut mirip dengan tradisi membangunkan sahur di Indonesia.
2. Mesir
Berbeda dengan Arab Saudi, meriam akan menjadi penanda waktu sahur telah tiba di Mesir. Meriam yang sudah berumur berabad-abad akan berdentum di setiap waktu sahur dan juga berbuka puasa.
Meriam Ramadan atau yang juga dikenal dengan Midfa Al-Iftar sudah 30 tahun tak digunakan. Namun khusus di bulan Ramadan tahun ini, meriam tersebut menembakkan penanda dimulainya satu Ramadan yang jatuh pada 13 April lalu.
Dilansir dari VOA, meriam tersebut itu ditembakkan setiap hari selama bulan puasa pada saat matahari terbit dan pada saat matahari terbenam untuk menandai dimulainya dan berakhirnya puasa pada hari itu.
3. Indonesia
Di Malang, Jawa Timur tradisi bermain musik sambil membangunkan orang atau patrol sudah dikenal secara luas. Biasanya patrol dilakukan oleh sekelompok orang sambil berjalan dari wilayah kampung tersebut untuk membangunkan orang di waktu sahur.
Alat-alat musik yang biasa dipakai adalah alat perkusi seperti kentongan serta kadang juga menggunakan galon dan beberapa alat perkusi yang dibuat dari barang bekas seperti drum air. Seiring berjalannya waktu, patrol nyatanya juga sering dilakukan di luar bulan Ramadan seperti dalam festival.