Ada pemandangan unik saat melewati salah satu ruas Jalan Pantura, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Tepatnya di sekitaran Jembatan Sewo, Desa Sukra, Kabupaten Indramayu, puluhan warga berjejer sembari memegang sapu berbahan ranting pohon atau lidi.
Bukan untuk membersihkan jalanan, melainkan menyapu koin-koin yang dilempar para pengendara.
Para penyapu koin ini terdiri dari berbagai kalangan usia, mulai anak-anak hingga dewasa. Mereka memadati ruas kiri dan kanan jalan berharap ada lemparan uang dari para pengendara.
Biasanya warga melakukan kegiatan seperti ini sejak jam 6 pagi sampai menjelang sore. Dari aktivitas ini mereka mampu mengumpulkan koin berkisar Rp30 ribu sampai Rp100 ribu per harinya.
Penghasilan mereka bisa berkali lipat ketika momen tertentu, misalnya saat arus mudik atau arus balik Lebaran. Pada momen tersebut, mereka bisa mengantongi penghasilan sampai Rp300 ribu per hari.
Sebenarnya, polisi sudah sering menertibkan para penyapu koin, untuk menghindari kejadian yang enggak diinginkan di ruas jalan. Namun karena sudah menjadi tradisi dan faktor mitos yang beredar, cukup sulit untuk menertibkan aktivitas mereka.
Perilaku melempar uang saat melintas di sekitar Jembatan Sewo, sudah berlangsung selama berpuluh-puluh tahun dan jadi tradisi.
Konon, kebiasaan ini berkaitan dengan mitos warga setempat, terkait angkernya sungai di bawah Jembatan Sewo.
Mitos ini sendiri lekat dengan tragedi kecelakaan bus transmigran perintis asal Boyolali, Jawa Tengah, 11 Maret 1974 silam. Dalam kecelakaan tersebut, bus masuk ke sungai dan merenggut puluhan korban jiwa.
Dari cerita tersebut, bagi yang memercayainya, setiap pengendara yang melintas Jembatan Sewo harus melempar uang atau koin, biar enggak diganggu makhluk halus.
Jadi, kamu percaya atau enggak nih?
Bikin cerita serumu dan dapatkan berbagai reward menarik! Let’s join IDZ Creators klik di sini
