Masyarkat asli Bolivia melakukan tradisi Pertempuran Tinku setiap bulan Mei yang dihadiri dengan ribuan penduduk.
Tradisi ini dilakukan dalam bentuk pertempuran dimana para peserta diberi izin untuk saling memukul dan bertarung.
Entah unik atau aneh, namun dalam ritual ini semakin banyak darah dari luka para peserta yang bertarung, semakin besar pula harapan panen petani yang subur dan berlimpah di Bolivia.
Dalam kondisi terparh tradisi menyeramkan ini telah mengambil beberapa nyawa yang telah mati, seperti yang disebutkan laman Steemit.
Anehnya, ini dianggap sebagai pengorbanan untuk membuat dan menumbuhkan tanah lebih subur.
Sebelum Ritual Pertempuran Fisik dimulai, pria dan wanita dari berbagai komunitas desa akan bertemu dan memulai dengan pesta dansa terlebih dahulu.
Mereka akan menari bersama-sama membentuk lingkaran besar. Hingga dua pria akan maju ke tengah lingkaran untuk memulai pertarungan.
Selanjutkan para peserta lain akan menyusul ikut dalam pertarungan baik pria maupun wanita.
Tradisi pertempuran Tinku yang ritualistik ini telah dimulai sejak lama sektiar awal tahun 1500-an atau mungkin lebih awal dari itu.
Tradisi ini dilakukan komunitas Aymara dan Quechua asli untuk menghormati Pachamama.
Pachamama adalah dewi yang dihormati dan dipuca oleh masyarakat adat di Amazon.
Penduduk pribumi ini menganggap darah apa pun yang ditumpahkan selama pertempuran seremonial adalah korban bagi Pachamama.
Mereka berharap bahwa pengorbanan mereka akan dihargai dengan panen berlimpah dan kesuburan untuk tahun depan.
Sementara menari menjadi cara baru yang lebih aman bagi mereka melepaskan kemarahan dan frustrasi di seluruh Bolivia.
