Menjadi pelacur di zaman Yunani kuno merupakan sebuah profesi yang banyak digeluti oleh wanita masa dulu. Namun, bukan sekedar melayani birahi pria saja, melainkan para pelacur di Yunani yang memiliki pendidikan tinggi.
Hetaira merupakan sebutan bagi wanita berprofesi sebagai pelacur, namun memiliki pendidikan tinggi dan juga segudang keterampilan. Pendidikan dan keterampilannya ini sebagai modal dan juga langkah mereka untuk menentukan lokasi mereka 'menjual' jasa.
Baca Juga: Ngerinya Tuntutan Jadi Perempuan Yunani Kuno, Harus Menikah dan Punya Anak
Dikutip dari Story of Yesterday, profesi sebagai pelacur di masa Yunani kuno terbagi atas 3 kelas. Ada pelacur jalanan (porn?) yang menawarkan tubuh mereka untuk kesenangan seksual serta selir (pallak?) yang tinggal secara permanen di rumah tangga tertentu.
Kelas ketiga adalah hetaira, pelacur kelas atas yang selain memberikan kepuasan seksual, mereka juga memberikan hiburan musik terutama seruling, tari-tarian, dan juga budaya umum.
Tempat mereka 'menjual' jasa pun berbeda-beda, hetaira biasanya menjalani kehidupan anonim melayani laki-laki di symposium, Itu adalah pesta minum informal dan khusus laki-laki.
Biasanya di symposium diadakan di rumah-rumah pribadi bangsawan di mana para tamu makan dan minum bersama. Rangkaian acaranya pun diisi oleh diskusi bak orang kaya mengenai politik, filsafat, agama, dan seni.
Tak hanya itu, tentunya dalam diskusi tersebut akan lebih hikmat jika diisi dengan alunan lagu dan juga penampilan yang menarik seperti tari-tarian hingga pertunjukan lainnya.
Baca Juga: Prostitusi Suci', Praktik Wanita Yunani untuk Mendapatkan Kebebasan Hidup Mandiri
Dengan alasan ini lah mengapa para hetaira wajib memiliki pendidikan tinggi dan juga segudang prestasi. Jika para hetaira mampu memuaskan tak hanya dari segi birahi saja, mereka tentu akan dikenal di seluruh pelosok negeri.
