Baru-baru ini kabar mengerikan datang dari sebuah es raksasa di Antartika yang ukurannya dianggap mirip dengan Roma runtuh pada bulan Maret.
Ilmuwan telah memastikan bahwa itu adalah The Conger Ice Shelf di Antartika yang membentang sekitar 1200 kilometer persegi.
Bongkahan es itu telah hancur karena suhu melonjak hingga -12 derajat Celcius - sekitar 40 derajat lebih panas dari biasanya.
Perubahan iklim seperti ini akan semakin menempatkan wilayah-wilayah beku seperti Antartika menjadi sorotan.
Faktanya, Antartika di tahun 2022 mencatat rekor luas es laut terendah, yang menyiratkan bahwa area lautan yang tertutup es laut di sekitar Antartika tidak pernah setipis ini.
Bongkahan es seperti The Conger Ice Shelf itu sangat membantu dalam memastikan bahwa lapisan es dan gletser tidak langsung memberi es ke laut.
Sebagai permulaan, ini berarti lebih banyak es sekarang ada di lautan kita. Masuknya es ke lautan ini akan menyebabkan peningkatan permukaan laut, mengancam komunitas pesisir di seluruh dunia dari waktu ke waktu.
Apa yang terjadi pada lapisan es Antartika hanyalah pertanda dari waktu yang akan datang. Sebagian besar lapisan es yang runtuh biasanya ditemukan di Antartika Barat - tempat yang relatif lebih hangat.
Tetapi The Conger Ice Shelf terletak di Antartika Timur - menjadi preseden yang menakutkan. Para ilmuwan mengamati dengan cermat bahwa lapisan es ini dapat menahan Gletser Thwaites.
Gletser Thwaites dikenal sebagai "Gletser Kiamat" yang dalam lima tahun ke depan, diperkirakan akan runtuh. Gletser lain yang disebut Gletser Totten menarik minat para ilmuwan. Keruntuhannya saja bisa menyebabkan kenaikan permukaan laut naik 3 meter.
Disisi lain, apa yang terjadi pada The Conger Ice Shelf adalah peringatan tentang apa yang akan terjadi di Antartika dan gletser dalam waktu dekat.
