Sebuah studi yang dilakukan University of Queensland di Australia membuktikan hanya 15,5% dari wilayah pesisir dunia yang masih tetap utuh atau tidak mengalami kerusakan sedikit pun.
Sementara itu, di tengah perubahan iklim wilayah pesisir berada di bawah ancaman, termasuk aktivitas seperti penangkapan ikan, pertanian, hingga pembangunan yang dilangsungkan di pesisir.
Prediksi kedepannya menjadi lebih buruk karena temuan yang didapatkan sering diremehkan. Para ilmuwan memiliki akses data hingga tahun 2013 yang menjelaskan kalau keadaan pesisir Bumi semakin suram.
Negara-negara yang masih memiliki garis pantai besar yang tidak rusak antara lain Kanada, Rusia, dan Greenland. Sementara perubahan iklim merupakan faktor kunci, hal yang sama tidak diperhitungkan dalam penelitian tersebut.
Baca juga: The Acta Diurna, Lembar Berita Pertama dan Sejarah Perkembangan Produk Jurnalistik
Dilansir Science Alert, Kamis (10/2/2022), Brooke Williams seorang ahli ekologi konservasi dari University of Queensland di Australia yang menjadi penulis dari penelitian itu mendesak adanya pemulihan pantai.
“Kami ingin menyoroti wilayah pesisir, yang sering diabaikan dalam penilaian luas (lainnya),” katanya.
Menurut penelitian yang dikembangkan, tidak ada pesisir di dunia yang saat ini bebas dari pengaruh manusia, tetapi sekitar 15,5% memiliki tekanan lebih rendah dari manusia.
Selain itu, 14% telah melihat "tekanan manusia yang ekstrim" sementara 48% dari pantai Bumi saat ini terkena "tekanan manusia yang tinggi" dari kegiatan seperti penangkapan ikan, pertanian, dan pembangunan.
Penilaian pantai India menunjukkan bahwa keutuhan pesisir sudah menjadi 0%, yang artinya garis pantai India sekarang telah terpengaruh oleh tindakan manusia.
James Watson, rekan penulis studi terkejut menemukan berapa banyak tempat yang tetap utuh, terutama di garis pantai sub-Arktik dan Arktik yang terletak di Kanada, Rusia, dan Greenland.
