Penemuan Bejana Suci yang Ungkapkan Pemujaan Banteng

- Rabu, 27 Oktober 2021 | 16:32 WIB
Bejana. (photo/Dok. arkeonews)
Bejana. (photo/Dok. arkeonews)

Meskipun Zaman Neolitikum artinya Zaman batu baru, hanya saja perkembangan di Zaman Neolitikum dilaporkan lebih dari sekadar inovasi alat-alat batu. Salah satu perkembangan yang tidak diragukan lagi adalah inovasi pembuatan dan pengembangan bejana suci

Sering kali sulit bagi para arkeolog untuk mendefinisikan konsep-konsep seperti kekudusan, religiositas, dan supernatural berdasarkan bukti arkeologis, terutama untuk periode prasejarah tanpa tulisan. Dimensi hubungan orang-orang awal dengan "kesucian" dan juga refleksi hubungan keagamaan pada budaya material adalah masalah yang sangat kontroversial. 

Selain itu, melihat jejak kehidupan keagamaan masyarakat Prasejarah yang hidup ribuan tahun yang lalu seperti simbiolisme, sistem mitos, kehidupan spiritual, hubungan dengan alam gaib, sistem kultus, sistem ideologi, kehidupan spiritual atau dunia lain, sistem religi, hingga sistem ritual.

Selama periode Neolitik, dua simbol terpenting bagi masyarakat Timur Dekat adalah kepala manusia dan kepala banteng. Penggambaran kepala manusia dan kepala banteng. Penggambaran kepala manusia tampaknya terkait dengan konsep "pemujaan leluhur" yang telah kita jumpai sejak periode paling awal dari Zaman Neolitik Ceramic. 

Di mana, dapat dijumpai refleksi simbolisme banteng pada keramik yang bisa diamati di banyak pemukiman lain yang berasal dari Periode Neolitik Akhir, setelah 6500 SM. Misalnya, terlihat di pemukiman Neolitik yang kira-kira terjadi di sekitaran waktu yang sama.

Dalam penelitian yang dilakukan pada bejana yang ditemukan di Anatolia, diketahui bahwa daging dengan tulang dimasak dalam bejana itu. Pada tahap awal penyelesaian , perjamuan banteng liar yang telah diadakan di luar rumah mungkin telah digantikan oleh perayaan domestik dengan makanan yang disiapkan dalam bejana khusus dari waktu ke waktu. 

Wadah itu sendiri menyerupai kepala banteng dan digunakan untuk memasak daging banteng di dalamnya, tidak diragukan lagi, selain itu daging kambing juga dimasak bersamaan dengan daging banteng itu. 

Bisa dikatakan bahwa situasi ini berkembang dalam konteks seremonial dengan cara hidup dan cara berpikir yang berubah dari waktu ke waktu. Fakta bahwa bejana-bejana seperti itu tidaklah ditemukan di setiap rumah dan jumlahnya sedikit mungkin menjadikan barang istimewa yang tidak dimiliki setiap rumah.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

8 Arti Ular Masuk Rumah Menurut Primbon Jawa

Senin, 15 April 2024 | 12:00 WIB
X