Keris merupakan senjata tradisional masyarakat Indonesia, khususnya bagi masyarakat Melayu dan Jawa. Senjata yang dipengaruhi kuat oleh kebudayaan China ini diperkirakan sudah ada sejak abad ke-14 atau di masa Majapahit.
Pada zaman dahulu, keris tidak hanya digunakan sebagai senjata, tetapi juga dianggap sebagai benda keramat yang begitu sakral. Bahkan hingga kini, keris dipercaya memiliki kekuatan supranatural. Benarkah ada penunggunya?
Dilansir berbagai sumber, berikut ada 3 alasan mengapa keris dianggap sebagai benda sakral.
1.Peninggalan para raja
Di era kerajaan pada zaman dahulu, keris merupakan senjata yang digunakan para raja dan pasukannya untuk berperang. Jadi tidak heran mengapa keris dianggap sebagai benda keramat, sakral dan memiliki kesaktian.
Tidak hanya para raja, para pahlawan nasional Indonesia terdahulu juga mempunyai pegangan kerisnya masing-masing. Sebut saja Jenderal Soedirman, Pangeran Diponegoro hingga Presiden pertam Indonesia, Soekarno.
2. Dibuat dengan ritual
Pada zaman dahulu, membuat sebuah keris membutuhkan waktu yang lama karena dibuat dengan metode sederhana dan apa adanya.
Selain itu, seorang pembuat keris tidak hanya memiliki keahlian dalam mengasah logam, tetapi juga harus melalui serangkaian ritual-ritual agar keris yang dibuat bisa dijadikan sebagai senjata yang ampuh.
Dari ritual-ritual itu, mengapa keris menjadi sebuah benda yang sakral dan bukan sembarangan.
3. Kepercayaan masyarakat tradisional
Bagi masyarakat Melayu dan Jawa, keris merupakan benda yang sangat sakral dan tidak sembarangan. Sebuah keris dianggap memiliki kekuatan supranatural yang amat keramat.
Bahkan masyarakat Melayu dan Jawa mempercayai bahwa di dalam sebuah keris terdapat penungggunya. Oleh karena itu, pemegang keris tidak boleh sembarangan.
Bagi seseorang yang ragu menyimpan keris dengan baik, biasanya akan menyerahkan keris ke pihak museum atau penyimpanan benda-benda kuno.
