Kunto Bimo: Mitos yang Mengintip dari Balik Keajaiban Dunia Candi Borobudur

- Senin, 8 Mei 2023 | 13:05 WIB
Kunto bimo, Candi borobudur (Z Creator/Titi Romiyati)
Kunto bimo, Candi borobudur (Z Creator/Titi Romiyati)

Candi Borobudur, yang terletak di Magelang, Jawa Tengah, telah menjadi ikon kebanggaan bangsa Indonesia.

Selain menjadi tempat beribadah bagi umat Buddha, candi ini juga terkenal dengan mitos-mitosnya yang terkait dengan stupa-stupa dan arca-arca yang ada di dalamnya. Salah satu mitos yang paling terkenal adalah mitos Kunto Bimo.

-
Kunto bimo, Candi borobudur (Z Creator/Titi Romiyati)

Mitos Kunto Bimo sendiri terkait dengan stupa-stupa di Candi Borobudur yang terdiri dari tiga barisan melingkar dengan 72 stupa.

Baca Juga: Patung Brahma di Candi Prambanan: Mitos di Balik Jumlah Wajah yang Tak Terhitung

Di dalam stupa-stupa tersebut terdapat arca Buddha yang tengah duduk bersila dalam posisi teratai sempurna dengan mudra atau sikap tangan Dharmachakra mudra yang berarti memutar roda dharma.

-
Kunto bimo, Candi borobudur (Z Creator/Titi Romiyati)

Menurut catatan sejarah, istilah Kunto Bimo berasal dari bahasa Jawa, yaitu kata "kunto" yang berarti mengira-ngira atau permintaan-mendapatkan, dan "bimo" yang berarti pantang menyerah.

Jadi, arti dari Kunto Bimo adalah permintaan pantang menyerah dan mengira-mengira bisa memperoleh hasilnya.

Mitos Kunto Bimo berasal dari akal-akalan oknum petugas candi pada tahun 1950-an demi meningkatkan pendapatan dari pengunjung candi. Mereka menaburkan bunga dan uang pada satu arca dalam stupa sehingga memberi kesan mistis kepada wisatawan yang berkunjung.

-
Kunto bimo, Candi borobudur (Z Creator/Titi Romiyati)

Dalam mitos Kunto Bimo dipercaya bahwa siapa saja yang merogoh ke dalam stupa Candi Borobudur dan menyentuh bagian tertentu dari tubuh arca Buddha di dalamnya akan mendapatkan keberuntungan atau terkabul keinginannya.

Namun, aksi merogoh arca Kunto Bimo sebenarnya sudah lama dilarang untuk dilakukan demi kelestarian batuan candi. Selain menjadi sumber penyakit bagi batu-batu yang melindungi patung karena keringat yang menempel pada batu mengandung garam di mana akan menimbulkan penyakit pada batuan pada candi yang dibangun sejak abad ke-8 tersebut.

Baca Juga: Mengenal Candi Sumur di Sidoarjo, Mitos Harapan Terkabul Jika Lemparkan Koin

Demi menjaga dan melestarikan peninggalan bersejarah, tidak seharusnya kita menyentuh, merusak, dan menyakiti batu penyusun stupa dan arca tersebut.

Terlebih karena stupa maupun arca di Candi Borobudur merupakan tempat yang disakralkan oleh umat Buddha dan salah satu dari Keajaiban Dunia yang harus dilindungi.

Mitos Kunto Bimo telah menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan yang berkunjung ke Candi Borobudur. Namun, seiring dengan upaya pelestarian candi, sebaiknya kita tidak memperparah kerusakan yang telah terjadi dengan mempraktikkan mitos Kunto Bimo.

Halaman:

Editor: Z Creators

Tags

Terkini

8 Arti Ular Masuk Rumah Menurut Primbon Jawa

Senin, 15 April 2024 | 12:00 WIB
X