Saat Idul Adha tiba, tentunya banyak orang akan menerima bungkusan daging kurban. Hal ini lantaran esensi Idul Adha sendiri adalah berbagi dengan sesama atas harta dan rezeki yang dimiliki berupa daging kurban yang bisa dinikmati oleh semua orang.
Namun, tak jarang dalam masyarakat muncul mitos-mitos yang tak menentu. Termasuk dalam hal daging kurban yang mungkin beberapa sudah tahu apa saja yang menjadi mitos.
Baca Juga: 5 Larangan Islam dalam Berkurban, Yang Kurban Tahun ini Wajib Tahu!
Seperti jika saat dimasak, daging kurban tak perlu dicuci dan bisa langsung di masukkan ke dalam olehan rempah-rempah masakan. Lantas, benarkah?
4 mitos tentang daging kurban
1. Daging kambing kurban jadi obat darah rendah
Bagi orang-orang yang memiliki penyakit darah rendah, katanya dengan memakan daging kambing bisa membuat penyakit mereka sembuh. Padahal nyatanya, daging kambing yang dikonsumsi berlebihan justru makin membawa bahaya. Untuk itu dianjurkan mengonsumsi daging kurban secukupnya.
2. Daging kurban tak perlu dicuci untuk dimasak
Mitos kedua tentang daging kurban adalah tak perlu dicuci saat hendak dimasak. Hal ini benar-benar salah ya, lantaran faktanya daging kurban harus dicuci bersih agar terhindar dari kuman dan juga bakteri.
3. Penderita hipertensi tidak boleh makan daging kurban
Kebalikan dari darah rendah, penderita darah tinggi atau hipertensi katanya dilarang memakan daging kurban. Hal ini dipercaya lantaran daging kurban mampu menaikkan darah tinggi mereka.
Padahal, jika dikonsumsi secara pas dan tidak berlebihan, para penderita hipertensi tetap aman-aman saja. Selain itu, memakan daging kurban didampingi dengan sayur akan lebih baik untuk tetap menjaga kesehatan.
4. Ibu hamil tak boleh makan daging kambing kurban
Satu lagi mitos yang jadi seliweran di masyarakat ialah, ibu hamil yang tak boleh memakan daging kambing kurban. Katanya, daging kurban mengganggu perkembangan janin di dalam perut sang ibu. Padahal faktanya adalah daging kambing bisa dikonsumsi oleh ibu hamil bahkan sangat bermanfaat.
