Fakta Unik Candi & Cancangan Gadjah di Tulungagung, Ternyata Berkaitan dengan Banyak Raja

- Kamis, 30 Maret 2023 | 20:00 WIB
Cancangan Gadjah di Tulungagung. (Z Creator/Firmanto Imansyah)
Cancangan Gadjah di Tulungagung. (Z Creator/Firmanto Imansyah)

Kabupaten Tulungagung merupakan menjadi salah satu Kabupaten di Jawa Timur yang menjadi saksi bisu peradaban kerajaan di masa lampau. Hal ini diperkuat dengan penemuan benda kuno dan sejumlah candi yang bisa disaksikan generasi masa kini.

Salah satunya Candi Boyolangu atau Candi Gayatri. Situs bersejarah ini berjarak sekitar 10 kilometer dari wilayah pusat Kota Tulungagung ke arah selatan.

Masyarakat umum bisa menyaksikan kemegahan candi yang identik dengan Arca Pendermaan Rajapatni Gayatri yang kini tak utuh lagi karena bagian kepalanya sudah hilang.

Tempat Penghormatan Nenek Raja Majapahit

-
Candi Gayatri di Tulungagung. (Z Creator/Firmanto Imansyah)

Candi Gayatri sendiri terletak di Desa Boyolangu, Kecamatan Boyolangu Tulungagung dan dipercaya sebagai tempat pendarmaan (penghormatan) Sri Rajapatni Gayatri, nenek dari Raja Majapahit,Hayam Wuruk.

Selain Candi Gayatri, masyarakat juga bisa menyaksikan kemegahan Candi Sanggrahan yang jaraknya sekitar 10 kilometer dari candi Gayatri.

Candi Sanggrahan berada di Desa Sanggrahan, Kecamatan Boyolangu Tulungagung. Candi yang saat ini masih dalam tahap pemugaran ini kini nampak lebih anggun dibandingkan saat pertama kali ditemukan.

Dengan penambahan pagar tinggi dari batu bata merah yang dibuat dengan model dan ukuran seperti batu bata jaman dahulu, membuat candi yang berbentuk persegi ini tak lagi tampak dari pinggir jalan seperti sebelumnya.

Baca juga: Bukan Kastil, Ini Stasiun Tertua di Belanda Berusia 170 Tahun

Abu Pendeta Wanita Budha

-

Candi Sanggrahan di Tulungagung. (Z Creator/Firmanto Imansyah)

Candi Sanggaran diperkirakan dibangun pada masa raja Majapahit Hayam Wuruk, sejumlah ahli sejarah memastikan bahwa candi ini dibangun sebagai tempat peristirahatan rombongan pembawa abu pendeta wanita Budha Kerajaan Majapahit bernama Gayatri yang bergelar Rajapatni.

Kemudian abu itu dibawa dari Keraton Majapahit untuk upacara pendermaan di Candi Gayatri. Candi ini terdiri dari atas bangunan induk dan dua buah sisa bangunan perwara, bangunan induk tersusun dari batu andesit batu bata.

Selain itu, juga ada empat tingkat yang masing-masing berbentuk bujur sangkar dengan arah hadap ke barat. Sementara du sebelah timur terdapat bangunan perwara yang terbuat dari batu bata merah.

Dulunya juga pada timur bangunan induk terdapat lima buah arca Budha yang memiliki posisi mudra  yang berbeda. Kini benda tersebut diamankan di Museum Wajakensis Tulungagung.

Tempat Bersandar Gajah Raja Brawijaya

-
Cancangan Gadjah di Tulungagung. (Z Creator/Firmanto Imansyah)

Tak hanya kedua candi tersebut, satu lagi benda kuno yang dihormati masyarakat Desa Sanggrahan adalah Cancangan Gadjah. Benda ini diyakini merupakan tempat bersandarnya tali gajah tunggangan Raja Brawijaya di zaman dulu.

Cancangan Gadjah berbentuk mirip dengan tiang yang terbuat dari batu, bentuknya persegi dengan ukuran 10 x 10 centimeter dengan ketinggian sekitar 180 centimeter.

Halaman:

Editor: Z Creators

Tags

Terkini

8 Arti Ular Masuk Rumah Menurut Primbon Jawa

Senin, 15 April 2024 | 12:00 WIB
X