Menengok Perjuangan 'Marit' Berebut Sesajen di Kawah Bromo, Tak Takut Terperosok

- Rabu, 22 Juni 2022 | 15:24 WIB
Warga berebut sesaji yang dilempar oleh masyarakat Suku Tengger ke kawah Gunung Bromo pada Upacara Yadnya Kasada di Desa Ngadisari, Sukapura, Probolinggo, Jawa Timur, Kamis (16/6/2022). (ANTARA//Umarul Faruq)
Warga berebut sesaji yang dilempar oleh masyarakat Suku Tengger ke kawah Gunung Bromo pada Upacara Yadnya Kasada di Desa Ngadisari, Sukapura, Probolinggo, Jawa Timur, Kamis (16/6/2022). (ANTARA//Umarul Faruq)

Upacara Yadnya Kasada dilaksanakan warga suku Tengger di kawasan Gunung Bromo, Kabupaten Probololinggo, Jawa Timur pada 15-16 Juni 2022. Selain jadi tradisi yang menarik untuk disaksikan, ritual ini memiliki makna luhur yang tidak banyak orang paham.

Adapun salah satu yang paling umum adalah ritual adat labuh sesaji di kawah Gunung Bromo pada puncak perayaan Yadnya Kasada, yakni momentum seluruh masyarakat Tengger dari berbagai penjuru saling berdatangan untuk mengorbankan ongkek-ongkek berisi sesajen berupa buah-buahan, hewan ternak dan uang.

Nah, dalam ritual labuh sesajen tersebut, biasanya akan terlihat puluhan orang yang tampak sibuk saling berebut untuk menangkap dan mengumulkan sesaji yang dilemparkan warga Suku Tengger ke arah kawah Gunung Bromo.

Mereka yang menangkap sesajen itu disejuluki sebagai 'marit'. Mereka biasanya sudah mulai beraktivitas sejak malam hingga siang hari setelah upacara Yadnya Kasada selesai.

Bahkan, demi mengumpulkan sesajen tersebut, para marit sampai ada yang menggelar tenda darurat di bibir terluar kawah, di samping beton pembatas atau keamanan yang dipasangi petugas.

Baca juga: Ritual Wanita India Memuja Pohon Beringin, Cara Doakan Suami agar Panjang Umur dan Setia

Melihat para Marit berjibaku saat menangkap sesaji membuat siapa pun akan bergidik ngeri karena tempat berpijak mereka memiliki kemiringan yang sangat ekstrim, namun mereka tak tampak rasa takut sedikit pun.

Kaki-kaki para Marit itu seakan lekat dengan dinding kawah Gunung Bromo saat berlarian mengejar arah jatuhnya sesajen yang dilemparkan warga Suku Tengger saat ritual.

Kaki-kaki para Marit itu seakan lekat dengan dinding kawah Gunung Bromo saat berlarian mengejar arah jatuhnya sesaji yang dilemparkan warga Suku Tengger saat ritual labuh sesajen pada Yadnya Kasada.

Sebagian besar dari Marit percaya dan yakin bahwa mereka mendapatkan perlindungan dari Sang Hyang Widhi dan para leluhurnya saat menjalani profesi Marit.

Sehingga tidak heran walaupun dalam kondisi hujan bahkan erupsi sekalipun, para pemberani itu tetap tegar dan tak bergeming menangkap sesaji di tebing kawah.

Salah seorang Marit yakni Agus Sugianto, pria muda berusia 34 tahun asal Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan mengatakan selama 7 tahun menjalani profesi sebagai Marit pada setiap Yadnya Kasada dirinya tidak pernah mengalami tergelincir atau terjatuh yang kemudian dapat mencelakainya.

"Tidak pernah takut jatuh atau celaka, karena kami yakin dijaga oleh Mbah Bromo. Sebelumnya kami juga selalu meminta izin terlebih dahulu untuk mencari rezeki yang halal dan barokah di sekitar kawah Bromo," ujarnya.

Dari kegiatan tersebut, sedikitnya ia berhasil meraup Rp1 juta selama dua hari. Belum lagi dari sesaji lainnya yang berupa hasil ternak seperti ayam, kambing dan hasil bumi.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

8 Arti Ular Masuk Rumah Menurut Primbon Jawa

Senin, 15 April 2024 | 12:00 WIB
X