Dengan suhu panas yang tinggi, lapisan es di seluruh dunia mencair akibat perubahan iklim. Hal ini menjelaskan bagaimana manusia bisa berdampak karena munculnya hal-hal yang belum pernah terjadi.
Seperti sisa-sisa banyak hewan purba dan bahkan patogen akan terus menopang di daerah dengan suhu rendah dengan membeku. Namun, akibat pencairan skala besar, hal ini bisa menjadi pandemi berikutnya.
Dijelaskan dari Casnada Institute, Rabu (27/10/2021), bangkai hewan tidak membahayakan peradaban, karena patogen dan virus yang mencair dan mengering dapat menyebabkan gangguan jangka panjang di antara manusia dan satwa liar, dalam bentuk virus. Selain itu, limbah radioaktif juga bisa muncul.
Pencairan Permafrost Berbahaya
Di bagian utara Bumi, hampir 23 juta kilometer persegi planet ini tetap beku sepanjang tahun. Dengan pemanasan global yang tinggi, gas rumah kaca yang telah lama terperangkap di dalam tanah akan dilepaskan.
Bom metana sebenarnya menyebabkan lubang runtuhan muncul di banyak bagian dunia, yang sebagian besar terlihat di Siberia. Sebuah studi baru yang diterbitkan di Nature Climate Change menilai bahaya pencairan lapisan es.
Potensi virus purba yang mendatangkan malapetaka di Bumi bukan hanya hasil imajinasi liar. Pada musim panas 2021, 28 virus baru ditemukan di gletser di Tibet.
Sebagian besar patogen ini belum berinteraksi dengan manusia modern, artinya manusia mungkin tidak dapat memprosesnya sebagai ancaman.
Virus-virus ini bertahan bersama mammoth berbulu dan sloth raksasa, dan para ilmuwan tidak tahu bagaimana manusia akan terpengaruh oleh virus semacam itu.