Terowongan Sela Pass merupakan titik penghubung antara Tawang dan seluruh India. Demi meningkatkan infrastruktur keamanan di sepanjang perbatasan China, India sedang membangun terowongan jalan dua jalur terpanjang di dunia pada ketinggian lebih dari 13.000 kaki di Arunachal Pradesh.
Border Roads Organization (BRO) menjadi organisasi yang berada di balik proyek tersebut. Terowongan itu memiliki panjang sekitar 1,55 kilometer dan menjadi sebuah sejarah besar untuk India.
Lokasi Terowongan Sela
Terowongan Sela terletak di antara distrik Tawang dan Kameng Barat yang sering terhalang pergerakan lalu lintas karena hujan salju di bulan-bulan musim dingin yang keras.
Terowongan Sela akan menyediakan konektivitas segala cuaca ke Tawang dan memastikan pergerakan cepat pasukan dan senjata ke berbagai lokasi depan di sepanjang LAC dengan China.
Biaya Pembuatan Terowongan
Untuk memperkuat konektivitas segala cuaca dan penyebaran militer yang cepat di wilayah Border Roads Organization (BRO) bekerja untuk menyelesaikan Proyek Terowongan Sela Rs 700 crore (Rp1,5 triliun) sebelum batas waktu Agustus tahun depan.
Baca juga: Perjuangan Pasangan Tunanetra di Tengah Pandemi, Rela Kelaparan Agar Anak-anak Tetap Makan
Selain memperkuat keamanan nasional, Terowongan Sela sebuah keajaiban teknik juga akan menambah fasilitas transportasi lokal dan akibatnya, meningkatkan kondisi sosial ekonomi masyarakat di sana.
Dikerjakan Sejak 2019
Terowongan Sela dikerjakan pada tahun 2019 menempuh total jarak 12,04 km yang terdiri dari dua terowongan sepanjang 1790 dan 475 meter. Proyek ini memiliki kepentingan strategis bagi pasukan India karena akan memotong jarak ke perbatasan China melalui Tawang sejauh 10 km.
Setelah selesai, terowongan tersebut akan menjadi proyek terowongan dua jalur terpanjang di atas ketinggian 13.000 kaki dan akan mengurangi waktu tempuh antara Tezpur dan Tawang lebih dari satu jam.
Tertunda Akibat Pandemi
Meskipun tertunda karena Covid, proyek tersebut telah berkembang dengan pesat. Terowongan utama adalah tabung dua jalur dengan jarak bebas overhead 5,5 meter dan total 3.000-4.000 kendaraan diharapkan menggunakan terowongan setiap hari.
Terowongan pelarian dengan panjang yang sama 1,55 km sedang dibangun sejajar dengan terowongan utama jika terjadi keadaan darurat.
