Bukan Makanan, Ini Arti Takjil Sesungguhnya yang Sering Jadi Salah Kaprah saat Ramadhan

- Selasa, 12 April 2022 | 14:13 WIB
Kurma (Pixabay)
Kurma (Pixabay)

Kata takjil akan lebih sering terdengar dan diucapkan kala Ramadhan. Biasanya, kata takjil digunakan untuk menyebut kudapan manis saat berbuka puasa.

Takjil akan merujuk pada makanan manis khas Nusantara seperti kolak pisang, kolak singkong, sop buah, es buah dan lain sebagainya.

Namun faktanya, takjil bukanlah makanan. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mengartikan takjil sebagai mempercepat, dalam hal ini mempercepat atau menyegerakan berbuka puasa.

Kata takjil berasal dari kata 'ajila dalam bahas Arab yang berarti menyegerakan. Dengan demikian, takjil dapat diartikan sebagai bentuk kata kerja untuk menyegerakan berbuka puasa.

Seiring berjalannya waktu, ada pergeseran makna pada kata takjil. Kata yang awalnya digunakan untuk mengimbau orang-orang menyegerakan berbuka puasa, justru diartikan sebagai kudapan manis untuk berbuka puasa.

Orang-orang menjadi salah kaprah dalam mengartikan kata takjil setiap kali memasuki Ramadhan.

Menyegerakan berbuka puasa

Menyegerakan berbuka puasa sangatlah dianjurkan karena hal tersebut dilakukan oleh Rasulullah SAW saat Ramadhan.

Rasulullah SAW selalu memakan buah kurma dalam jumlah ganjil sebagai upaya menyegerakan waktu berbuka puasa.

Hal tersebut tertulis dalam hadist yang diriwayatkan oleh Abu Daud dengan bunyi sebagai berikut.

"Biasanya Rasulullah SAW berbuka puasa dengan Biasanya Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam berbuka puasa dengan ruthab (kurma muda) sebelum shalat (Maghrib). Jika tidak ada ruthab maka dengan tamr (kurma matang), jika tidak ada tamr maka beliau meneguk beberapa teguk air."

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

8 Arti Ular Masuk Rumah Menurut Primbon Jawa

Senin, 15 April 2024 | 12:00 WIB
X