Mengenal Suku Karen yang Wanitanya Cantik Bak Bidadari, Kini Dibantai Militer Myanmar

- Rabu, 2 Februari 2022 | 15:27 WIB
Pakaian tradisional orang-orang Karen. (Foto/Facebook/ASEAN Heritage & History)
Pakaian tradisional orang-orang Karen. (Foto/Facebook/ASEAN Heritage & History)

Suku Karen atau Karenni merupakan suku etnis di Myanmar. Mereka memiliki keunikan merujuk kepada sejumlah kelompok etnis pemakai bahasa Tiongkok-Tibet yang utamanya tinggal di Negara Bagian Karen, selatan dan tenggara Myanmar.

Orang-orang Karen berdasarkan sensus penduduk memiliki pouplasi 7 persen dari jumlah penduduk Burma (Mnyanmar) dengan jumlah sekitar 5 juta orang.

Sejumlah besar orang-orang Karen berpindah ke Thailand, yang kebanyakan mendiami perbatasan Thai–Karen.

Karen sering disamakan dengan Karen Merah (Karenni), yang merupakan salah satu suku Kayah di Negara bagian Kayah, Myanmar.

Para perempuannya kerap mengenakan pakaian tradisional. Kecantikan mereka sudah dikenal di seantero negeri.

-
Pakaian tradisional orang-orang Karen. (Foto/Facebook/ASEAN Heritage & History)

 

Salah satu subkelompok Karenni, suku Padaung, paling dikenal karena wanita-wanitanya yang mengenakan cincin leher.

Suku tersebut mendiami wilayah perbatasan Myanmar dan Thailand.

-
Pakaian tradisional orang-orang Karen. (Foto/Facebook/ASEAN Heritage & History)

Dikutip dari Wikipadia, Pemerintah Inggris secara resmi mengakui dan menjamin kemerdekaan Negara Bagian Karenni dalam sebuah perjanjian tahun 1875 dengan raja Burma Mindon Min, di mana kedua belah pihak mengakui wilayah tersebut bukan milik Burma maupun Britania Raya.

Akibatnya, Negara Bagian Karenni tidak pernah sepenuhnya dimasukkan ke dalam Burma Inggris.

Negara Bagian Karenni diakui sebagai bagian Burma Inggris pada tahun 1892 ketika penguasa mereka setuju untuk menerima tunjangan dari pemerintah Inggris.

Pada 1930-an, Tambang Mawchi di Bawlake adalah sumber tambang baja terpenting di dunia. Konstitusi Persatuan Burma pada tahun 1947 menyatakan bahwa tiga Negara Bagian Karenni digabung menjadi satu negara bagian konstituen dari persatuan tersebut, yang disebut Negara Bagian Karenni.

Ini juga memberikan kemungkinan pemisahan diri dari penyatuan setelah 10 tahun.

Pada tahun 1952, bekas negara bagian Shan di Mong Pai ditambahkan, dan seluruh nama negara bagian Kayah, mungkin dengan maksud untuk membuat irisan antara Karenni (di Negara Bagian Kayah) dan orang-orang Karen lainnya (di Negara Bagian Karen), kedua negara bagian saat ini berjuang untuk memerdekakan diri.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

8 Arti Ular Masuk Rumah Menurut Primbon Jawa

Senin, 15 April 2024 | 12:00 WIB
X