Tragedi Penembakan Malcolm X, Tokoh Muslim Amerika yang Memperjuangkan Hak Kulit Hitam

- Minggu, 20 Februari 2022 | 19:47 WIB
Malcolm X. (Photo/Wikipedia)
Malcolm X. (Photo/Wikipedia)

Malcolm X dengan nama Malcolm Little dan dikenal sebagai El-Hajj Malik El-Shabazz, yang merupakan seorang tokoh Muslim Afrika-Amerika dan aktivis hak asasi manusia.

Pada 21 Februari 1965, ia ditembak pada saat bersiap untuk berbicara pada sebuah acara Organisasi Persatuan Afro-Amerika di Audubon Ballroom, Manhattan dan keributan pecah di antara 400 orang penonton.

Saat Malcolm X dan pengawalnya berpindah tempat untuk menenangkan keributan, seorang pria yang duduk di barisan depan bergegas ke depan dan menembaknya sekali di dada dengan senapan sawed-off berlaras ganda. Dua orang lainnya naik ke panggung dan menembaki Malcolm menggunakan pistol semi-otomatis.

Setelah itu, dia dinyatakan meninggal pada pukul 3:30 sore, tak lama setelah ia tiba di Columbia Presbyterian Hospital. Menurut laporan otopsi, tubuh Malcolm X memiliki 21 luka tembak di dadanya, bahu kiri, dan lengan dan kaki, sepuluh peluru tertanam di dada kirinya dan bahu dari ledakan senapan awal.

Malcolm X merupakan sosok yang dikenang sebagai salah satu orang Afrika-Amerika terhebat dan paling berpengaruh dalam sejarah. Dia pernah dipenjara pada tahun 1946 di usia 20 tahun karena membobol masuk sejumlah gedung dan mencuri.

Setelah di penjara, Malcolm X menjadi anggota Nation of Islam dan setelah pembebasan bersyaratnya di tahun 1952, ia dengan dengan cepat menjadi pemimpin organisasi tersebut. Selama belasan tahun Malcolm X adalah cerminan dari kelompok yang kontroversial, namun kekecewaannya terhadap ketua Nation of Islam, Elijah Muhammad membuatnya meninggalkan organisasi tersebut pada Maret 1964.

Baca juga: Wahana Antariksa, Pesawat Luar Angkasa yang Digunakan untuk Penjelajahan di Luar Bumi

Setelah perjalanannya mengunjungi negara-negara di Afrika dan Timur Tengah, ia kembali ke Amerika Serikat, di mana ia mendirikan Muslim Mosque, Inc. dan Organisasi Persatuan Afro-Amerika. Pada bulan Februari 1965, kurang dari setahun setelah meninggalkan Nation of Islam, dia dibunuh oleh tiga orang yang tercatat sebagai pelaku.

Meski demikian, misteri dalang di balik pembunuhan Malcolm X sampai sekarang menjadi misteri. Bahkan, Netflix membuat film serial tentang Malcolm berjudul "Who Killed Malcolm X?". Film ini miniseri dokumenter 2020 yang disutradarai oleh Rachel Dretzin dan Phil Bertelsen. Diproduksi oleh Fusion, serial ini mulai streaming di Netflix pada 7 Februari 2020.

Film dokumenter ini mengikuti karya Abdur-Rahman Muhammad, seorang sejarawan dan pemandu wisata di Washington, DC, yang selama lebih dari 30 tahun telah menyelidiki pembunuhan Malcolm X. Film dokumenter ini menyelidiki tuduhan yang dibuat dalam pernyataan tertulis Hayer 1977.

Dalam affidavits Talmadge Hayer, seorang terpidana pembunuh Malcolm X, menyatakan bahwa dua orang yang dihukum bersamanya tidak bersalah, dan bahwa empat rekan konspiratornya adalah Benjamin Thomas, Leon Davis, William X, dan seorang pria bernama Wilbur meminta maaf ke semua masjid Nation of Islam di Newark.

Menyusul perilisan mini seri, jaksa wilayah Manhattan mengumumkan bahwa kantor kejaksaan akan memulai tinjauan awal penyelidikan pembunuhan Malcolm X untuk memutuskan apakah kasus tersebut harus dibuka kembali. Pada 17 November 2021, jaksa wilayah Manhattan mengumumkan bahwa hukuman terhadap Muhammad A. Aziz dan Khalil Islam, yang keduanya menjalani hukuman selama 20 tahun penjara karena pembunuhan Malcolm X, terbukti tidak bersalah.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

8 Arti Ular Masuk Rumah Menurut Primbon Jawa

Senin, 15 April 2024 | 12:00 WIB
X