Kebagusan merupakan salah satu kelurahan di Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Nama Kebagusan telah ada di dalam peta sejak 1901.
Dulunya wilayah ini bernama Kampong Kebagoesan yang berada di Tanjung Barat. Awalnya Kebagusan merupakan perkampungan kecil dengan hutan jati yang lebat.
Wilayah ini meliputi Kebun Binatang Ragunan, Cilandak, Pejaten hingga Jagakarsa. Penduduknya kala itu kebanyakan petani dan peternak.
Hasil ternak dan panennya biasanya dijual di Pasar Minggu atau Pasar Lenteng Agung. Pada 1950-an, Kebagusan masuk wilayah Provinsi DKI Jakarta.
Nama Kebagusan semakin berkembang sejak dibukanya jalan tol lingkar luar. Berbagai versi asal-usul nama Kebagusan ini muncul. Kebagusan berasal dari bahasa Melayu yang berarti baik.
Namun ada versi lain yang menyebutkan kalau Kebagusan berasal dari nama seorang wanita cantik asal Banten yaitu Nyai Ratih Nursiyah atau Nyai Bagus Lantak Lanang yang biasa dipanggil Bu Bagus.
Bu Bagus merupakan puteri Kesultanan Banten yang menjadi rebutan para lelaki karena kecantikan fisik dan akhlaknya. Namun kecantikannya membawa hidupnya berakhir tragis.
Berbagai cerita tentang kematiannya ini menjadi kisah turun temurun. Ada yang menyebut Bu Bagus meninggal karena dibunuh oleh pujaan hatinya. Motif pembunuhan tersebut dilakukan kekasihnya agar Bu Bagus jatuh hati ke lelaki lain.
Versi lain menyebutkan Bu Bagus memilih bunuh diri agar para laki-laki tidak terus bertikai dan saling membunuh karena memperebutkannya. Ada juga yang menyebutkan Bu Bagus meninggal karena kebakaran besar menghanguskan hutan jati yang sekarang bernama Jati Padang.
Dari berbagai versi, kenyataannya memang ada makam Bu Bagus yang berada di Jalan Kebagusan II dan di batu nisannya tertulis nama Nyai Tubagus Ratih Nursiyah.
Makam tersebut lokasinya tak begitu jauh dari kediaman Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri dan sering menjadi tempat mencari wangsit bagi peziarah.
Bikin cerita serumu dan dapatkan berbagai reward menarik! Let’s join Z Creators dengan klik di sini.