Mitos Unik di Balik Dawet Jabung Minuman Tradisional Khas Ponorogo

- Kamis, 4 Mei 2023 | 15:14 WIB
Dawet Jabung (Z Creators/Haqia A Ramadhani)
Dawet Jabung (Z Creators/Haqia A Ramadhani)

Dawet Jabung menjadi minuman tradisional khas dari Kabupaten Ponorogo. Minuman ini sendiri lebih tepatnya berasal dari desa bernama Jabung yang terletak di Kecamatan Mlarak, Ponorogo.

-
Dawet Jabung (Z Creators/Haqia A Ramadhani)

Jika kamu berkunjung di Desa Jabung akan mudah menemui deretan warung dawet berjejeran di sepanjang jalan. Apalagi di sekitar jalan raya menuju Pondok Pesantren Gontor.

Cendol untuk isian Dawet Jabung terbuat dari tepung aren. Bentuk cendol yang dihasilkan memanjang dan berwarna coklat.

-
Dawet Jabung (Z Creators/Haqia A Ramadhani)

Dawet Jabung biasa disajikan dingin dengan campuran santan kelapa dan gula aren cair ditambah air garam sedikit. Tak heran cita rasa manis dan gurih menyegarkan berpadu sempurna.

Baca Juga: Serunya Berkunjung ke Desa Sibanggor yang Miliki Sumber Air Panas

-
Dawet Jabung (Z Creators/Haqia A Ramadhani)

Selain diisi cendol, ada juga ditambahkan topping lain seperti tape ketan hitam, gempol (bulatan dari tepung beras), dan irisan nangka. Ketiga topping ini menambah kelezatan Dawet Jabung.

-
Dawet Jabung (Z Creators/Haqia A Ramadhani)

Harga satu mangkok Dawet Jabung cukup terjangkau hanya Rp 5 ribu saja. Menyantap Dawet Jabung tak lengkap jika melewatkan aneka gorengan yang disediakan. Mulai dari kemplang, lentho, pia-pia (bakwan sayur), tempe goreng, dan tahu isi. Gorengan pendamping yang wajib dicoba yakni kemplang.

Gorengan ini termasuk ikonik karena bisa dibilang di Ponorogo hanya mudah ditemukan di warung Dawet Jabung. Kemplang sendiri terbuat dari tepung ketan yang digoreng kemudian dilumuri dengan gula halus. Ketika mencoba Dawet Jabung ada baiknya kamu memperhatikan hal satu ini.

-
Dawet Jabung (Z Creators/Haqia A Ramadhani)

Jika penjual menyodorkan mangkok berisi Dawet Jabung beralaskan piring kecil (tatakan), kamu ambil mangkoknya saja. Jangan sesekali kamu mengambil tatakan tersebut karena itu dilarang.

Mitosnya dulu penjual Dawet Jabung kebanyakan wanita sedangkan pembelinya banyak yang pria. Apabila pembeli terutama pria mengambil tatakan sewaktu Dawet Jabung diberikan maka ia
berarti melamar si penjual. 

Baca Juga: Segernya Sagu Gunting Khas Bangka Satu Ini, Tertarik Membuatnya?

Jika penjual menyerahkan tatakan itu artinya lamaran diterima.
Meskipun hanya mitos tetapi masyarakat hingga kini masih melestarikan kepercayaan itu.

Para penjual Dawet Jabung pun sampai saat ini melayani pembeli tanpa memberikan tatakannya. Bukan hanya lestari soal mitosnya, profesi penjual Dawet Jabung pun turun temurun dari beberapa generasi.

Artikel Menarik Lainnya: 

Halaman:

Editor: Z Creators

Tags

Terkini

8 Arti Ular Masuk Rumah Menurut Primbon Jawa

Senin, 15 April 2024 | 12:00 WIB
X