Ilmuwan: 90 Persen Plankton di Samudra Atlantik Telah Hilang

- Senin, 25 Juli 2022 | 12:44 WIB
Ilustrasi plankton. (Smithsonianmag)
Ilustrasi plankton. (Smithsonianmag)

Berdasarkan penelitian terbaru yang dilakukan oleh ilmuwan, sekitar 90 persen plankton di Samudra atlantik dikabarkan telah menghilang. Dikutip dari Save The Reef, para peneliti sudah menghabiskan waktu selama 2 tahun untuk mengumpulkan sampel air Samudra Atlantik.

Hasilnya menunjukkan bahwa sudah banyak plankton yang mati di samudra tersebut. Para ilmuwan dari Survei Lingkungan Kelautan Global memperingatkan hanya ada beberapa tahun lagi sebelum muncul masalah baru.

Adapun masalah baru yang dimaksud yaitu punahnya ikan, paus dan lumba-lumba. Kepunahan tersebut menjadi masalah serius di muka Bumi ini. Ilmuwan mengatakan, 'bencana lingkungan' sedang berlangsung saat ini.

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by SaveTheReef (@savethereef)

Baca juga: Koral Unik Pemakan Plankton yang Mirip Kipas Datar

“Sebuah bencana lingkungan sedang berlangsung. Kami percaya umat manusia dapat beradaptasi dengan pemanasan global dan perubahan cuaca ekstrim. Ini adalah pandangan kami bahwa umat manusia tidak akan selamat dari kepunahan sebagian besar tumbuhan dan hewan laut," kata Ahli biologi kelautan dan mantaan penasihat Pemerintah Skotladia, dr Howard Dryden.

Ilmuwan juga mengingatkan bahwa plankton merupakan sistem pendukung kehidupan bagi planet Bumi dan mansusia tidak bisa bertahan hidup tanpanya.

"Itu akan hilang dalam waktu sekitar 25 tahun. Hasil kami mengkonfirmasi penurunan 90% dalam produktivitas primer di Atlantik. Secara efektif, Samudra Atlantik Khatulistiwa sekarang hampir mati," kata Howard.

Sebelumnya, diperkirakan jumlah plankton telah berkurang setengahnya sejak tahun 1940-an. Namun, bukti yang dikumpulkan oleh tim menunjukkan 90% kini telah lenyap.

Plankton, yang mempengaruhi segalanya mulai dari produksi oksigen, penyerapan karbon, pembentukan awan, dan karenanya iklim planet, membutuhkan lautan yang sehat untuk berkembang.

Namun, kebiasaan buruk manusia yang tidak betanggung jawab telah mendatangkan begitu banyak malapetakaa di ekosistem laut sehingga  fondasi kehidupan mikroskopis ini sekarang lenyap dalam apa yang bisa menjadi jerami terakhir bagi laut kita.

Oleh karena itu, para ilmuwan mengajak manusia untuk sama-sama menjaga bumi agar plankton tidak punah dan kehidupan di Bumi terselamatkan.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

7 Arti Mimpi Memotong Rambut Apakah Pertanda Baik?

Minggu, 28 April 2024 | 10:19 WIB

8 Arti Ular Masuk Rumah Menurut Primbon Jawa

Senin, 15 April 2024 | 12:00 WIB
X