Studi Penelitian: Manusia Adalah 'Otak Dibalik' Perubahan Iklim

- Jumat, 5 November 2021 | 15:48 WIB
Perubahan iklim. (photo/Ilustrasi/Pexels/Pixabay)
Perubahan iklim. (photo/Ilustrasi/Pexels/Pixabay)

Semakin hari, kamu akan merasakan panas yang berlebihan. Hal ini disebabkan oleh perubahan iklim. Mungkin sebagian dari kamu akan berpikir bahwa perubahan iklim disebabkan oleh fenomena alam.

Namun, terdapat sejumlah penelitian yang mengatakan manusia adalah 'biang kerok' dari perubahan iklim yang terjadi untuk saat ini. Terdapat sebuah studi yang diluncurkan di jurnal Environmental Research Letter telah mengungkapkan lebih dari 99 persen makalah ilmiah yang ditinjau sepakat, bila perubahan iklim terjadi dikarenakan ulah manusia

Selain itu, terdapat juga studi dari Greater than 99% consensus on human caused climate change in the peer-reviewed scientific literature yang diluncurkan pada 19 Oktober 2021, telah menyurvei pada 88.125 studi yang membahas mengenai iklim. Melihat hal itu, Mark Lynas selaku salah satu peneliti  dalam makalah dari Alliance for Science di Cornell University memberikan komentarnya. 

"Kami hampir yakin bahwa konsensus sekarang lebih dari 99 persen dan cukup banyak kasus yang tertutup untuk percakapan publik yang berarti terkait realitas perubahan iklim yang disebabkan manusia," ungkapnya, melansir Phys. 

"Kami tahu bahwa [makalah yang skeptis] semakin kecil diterbitkan, tapi kami pikir masih harus ada lebih dari 88.000 [yang yakin]," jelasnya. 

"Sangat penting untuk mengakui peran utama emisi gas rumah kaca, sehingga kita dapat dengan cepat memobilisasi solusi baru, karena kami telah melihat secara real time dampak buruk bencana terkait iklim pada bisnis, masyarakat, dan ekonomi," tambah Benjamin Houlton, rekan peneliti dari College of Aglriculture and Life Sciences di Cornell University.

Perubahan iklim sendiri tidak hanya memberikan dampak buruk untuk lingkungan, tetapi memberikan dampak buruk juga untuk manusia. Survei yang dilakukan Lynas dan tim menggunakan perangkat lunak untuk mencari makalah, khususnya yang skeptis tanggapi perubahan iklim karena aktivitas manusia. 

"Itu berarti menyurvei literatur dengan cara yang koheren dan tidak sembarangan untuk menghindari perdagangan makalah yang tidak tepat, yang sering kali merupakan cara untuk berargumen [terkait perubahan iklim] ini dilakukan di ruang publik." jelasnya. 

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

8 Arti Ular Masuk Rumah Menurut Primbon Jawa

Senin, 15 April 2024 | 12:00 WIB
X