Dewasa kini, berkuda adalah sebuah olahraga yang dilakukan oleh kalangan elit di setiap negara. Meski di masyarakat biasa yang memiliki ternak kuda adalah hal yang biasa namun nyatanya tak semua orang mampu melakukan aktivitas yang satu ini.
Sama seperti masyarakat tradisional Indonesia lainnya, berkuda rupanya pada zaman Romawi kuno adalah hal yang biasa dilakukan. Namun, ternyata berkuda tidak hanya digunakan sebagai alat transportasi, melainkan juga sebagai sebuah olahraga.
Baca Juga: Geluti Olahraga Berkuda Sejak Kecil, Rafathar Tuai Pujian Netizen: Kayak Anak Kerajaan
Dikutip dari Nationalgeographic, berkuda merupakan warisan dari bangsa Yunani kuno yang dicontoh oleh orang Romawi untuk ditonton oleh massal yang paling populer.
Namun, balapan kuda di Romawi kuno merupakan olahraga yang berbahaya dilakukan. Sebab dapat memakan korban hingga meninggal dunia. Olahraga dilkuakan dengan meletakkan sebuah gerobak yang nantinya akan ditarik oleh 4 ekor kuda sekaligus.
Nah, untuk kompetisinya sendiri setiap pertandingan terdiri dari 4 tim yang diidentifikasikan berdasarkan warna biru, hijau, merah, dan putih. Setiap peserta dapat mencambuk lawan dan mencoba menarik mereka keluar dari kereta. Ini adalah tontonan penuh kekerasan, bukan sekedar keterampilan dan hiburan.
Seperti pertandingan di zaman modern, taruhan pun dilakukan. Taruhan jadi salah satu kesenangan utama balap kereta di Romawi Kuno.
Balapan kuda juga menjadi sasaran empuk para maling. Kaisar Augustus bahkan menempatkan kelompok tentara di beberapa titik sekitar kota. Ini dilakukan untuk mencegah penjarahan dan maling yang mengambil keuntungan dari sepinya jalan saat pertandingan berlangsung.
