Studi Ungkapkan Skrining Petugas Kesehatan Berfungsi Deteksi untuk Virus di Masa Depan!

- Selasa, 4 Mei 2021 | 13:42 WIB
Ilustrasi perawat. (photo/llustrasi/Pexels/Jonathan Borba)
Ilustrasi perawat. (photo/llustrasi/Pexels/Jonathan Borba)

Penelitian terbaru tunjukkan bahwa infeksi COVID-19 pada petugas layanan kesehatan selama gelombang pertama pandemi memberikan sampel yang akurat dari populasi umum. Studi ini menunjukkan bahwa data dari petugas kesehatan dapat digunakan untuk memperkirakan tingkat keparahan virus di masa depan dengan lebih cepat. 

Studi yang dipimpin oleh peneliti dari RSCI University of Medicine and Health Sciences bekerja sama dengan IBM Research ini dipublikasikan di PLOS ONE. Peneliti menganalisis data infeksi dari petugas layanan kesehatan dan perkembangan gelombang pertama dari COVID-19 dengan memakai nomor infeksi harian yang dilaporkan di Irlandia. 

Menggunakan data serupa di empat negara lain (Jerman, Inggris, Korea Selatan, dan Islandia), model komputer tunjukkan bagaimana penyakit berkembang di berbagai negara terkait dengan pendekatan mereka untuk pengujian, pelacakan, dan pembatasan penguncian. 

Dimana, petugas kesehatan Irlandia merupakan 31,6% dari semua infeksi yang dikonfirmasi oleh tes semenatra hanya mewakili hingga 3% dari populasi. Tetapi, para peneliti menemukan bahwa data dari petugas kesehatan terkait erat dengan seluruh populasi setelah pakai data perangkat lunak untuk membuat gambaran yang akurat mengenai seberapa luas penyebaran penyakit itu. 

"Seperti yang telah kita lihat dengan pandemi COVID-19 , menerapkan tindakan pencegahan lebih awal dapat menyelamatkan nyawa dan mengurangi penyebaran penyakit," ungkap Profesor Kimia RSCI yaitu Donal O'Shea. 

"Namun, pengujian skala luas dapat membutuhkan waktu untuk disiapkan, menunda keputusan dan mengorbankan nyawa. Sementara populasi layanan kesehatan tidak lagi menjadi sampel yang akurat dari populasi umum untuk COVID-19 karena tingkat vaksinasi yang berbeda, pemerintah dapat menggunakan data dari populasi mereka. populasi petugas layanan kesehatan untuk membuat keputusan berdasarkan informasi tentang tindakan apa yang akan diterapkan lebih awal ketika virus di masa depan muncul. " katanya. 

Penelitian itu mencatat bahwa sangat sedikit negara yang dapat buat sistem efektif yang menguji seluruh populasi, melakukan pelacakan kontak, dan mengkarantina mereka yang terinfeksi COVID-19. Di sisi lain, Dr Dan Wu memberikan komentarnya. 

"Menyiapkan sistem pengujian skala luas untuk petugas perawatan kesehatan jauh lebih mudah daripada menyiapkan program serupa untuk semua orang karena infrastruktur untuk pengujian penyakit selalu ada di tempat perawatan kesehatan," ungkapnya.

"Program skrining yang menguji semua petugas layanan kesehatan akan memiliki manfaat tambahan untuk menangkap penyebaran penyakit tanpa gejala karena semua petugas layanan kesehatan akan diuji. Jika pemerintah dapat menangkap penyakit yang sangat menular dan menerapkan tindakan pencegahan lebih awal, ini mungkin dapat mencegah virus baru meletus ke dalam epidemi / pandemi lain."  tutupnya.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

8 Arti Ular Masuk Rumah Menurut Primbon Jawa

Senin, 15 April 2024 | 12:00 WIB
X