Warga Dua Desa Ini Dilarang Pacaran Apalagi Menikah, Jangan Nekat Melanggar!

- Selasa, 17 Januari 2023 | 17:35 WIB
Bukti peninggalan Mbah Gajah (Z Creators/Edelweis Ratushima)
Bukti peninggalan Mbah Gajah (Z Creators/Edelweis Ratushima)

Boleh percaya atau enggak, warga dua Dukuh di Desa Soropaten, dilarang menikah. Apabila dilanggar, akibatnya bisa fatal. Betulkah demikian?

Z Creator Edelweis Ratushima mencoba menelusuri mitos tersebut kepada sesepuh di Dukuh Nglumbang Dungik, Desa Soropaten, Kecamatan Karanganom, Klaten, Jawa Tengah.

Menurut legenda, di Kampung Nglumbang Dungik, dulunya ada tokoh pengikut Pangeran Diponegoro. Namanya Mbah Suro Dinonggo.

Tokoh besar ini, sampai sekarang makamnya masih ada dan tergolong unik serta awet. 

-
Makam sesepuh yang mirip belalai gajah (Z Creators/Edelweis Ratushima)

Nisan atau kijingnya terbuat dari kayu jati yang mempunyai beberapa sulur, mirip belalai gajah. Sehingga masyarakat sekitar memberi nama makam Mbah Gajah. Nisan Mbah Gajah kini bercampur menjadi satu di permakaman umum kampung setempat. Berada sangat dekat dengan permukiman warga.

Fakta lainnya,dalam hari-hari tertentu makam ini banyak dikunjungi orang. Biasanya orang-orang yang ingin hajatnya terkabul. Misalnya ketika ingin mencalonkan diri sebagai kepala desa, masuk ASN (PNS), melamar pekerjaan, dan lain-lain. Kepercayaan seperti ini masih ada.

-
Sering didatangi untuk minta hajat (Z Creators/Edelweis Ratushima)

Tapi enggak ada ritual lainnya di sini. Warga hanya datang dan berdoa sekedarnya. Tidak terlalu lama, apalagi sampai menginap.

Warga dua desa dilarang saling mencinta

Menurut sesepuh setempat, Mbah Waidi Darmo Mulyono (75) yang ia dapatkan dari cerita turun temurun, Mbah Suro Dinonggo adalah pelarian dari Yogyakarta bersama Pangeran Diponegoro.

-
Komplek permakaman Mbah Gajah (Z Creators/Edelweis Ratushima)

Mbah Suro Dinonggo akhirnya tinggal di kampung ini beserta keturunannya. Mitos yang masih dipegang teguh oleh masyarakat sekitar adalah dilarangnya warga Dukuh Nglumbang Dungik besanan dengan warga Karanglo. Besanan itu adalah istilah orang Jawa, yang artinya anak kedua belah pihak menjadi pasangan suami istri (pasutri).

Baca Juga: Ini Sosok Dua Siswa SMPN 1 Ciawi Dibully karena Dansa di Sekolah, Prestasinya Mentereng!

Sebagai tokoh yang hebat dan ampuh, Mbah Suro Dinonggo enggak sembarangan mencari besan. Dulunya Mbah Dinonggo mau besanan dengan piyayi (orang) kampung Karanglo.

"Mbah Dinonggo ngendiko, yen kowe isoh nampani pusokoku, kowe lulus dadi besanku (Mbah Dinonggo bilang, kalau kamu bisa menerima senjataku, kamu lulus jadi besanku)," kata Mbah Waidi Darmo Mulyono yang biasa disapa Mbah Darmo, memperagakan.

Kedua tokoh itu bertanding di sebelah timur kampung Randubowo. Ternyata, priyayi Kampung Karanglo itu enggak sanggup menerima pusoko yang berbentuk tombak tersebut. Akhirnya Mbah Dinonggo berkata bahwa sampai kapanpun orang warga Nglumbang Dungik enggak boleh menikah dengan warga Karanglo.

Apabila nekat melangsungkan pernikahan, rumah tangganya akan ditimpa malang dan sial. 

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

8 Arti Ular Masuk Rumah Menurut Primbon Jawa

Senin, 15 April 2024 | 12:00 WIB
X