Di Luar Nalar! Jembatan Penuh Misteri Ini Pernah Dibom Belanda, Namun Enggak Hancur

- Senin, 6 Februari 2023 | 16:06 WIB
Jembatan Plengkung, Tulungagung. (Z Creators/Firmanto Imansyah)
Jembatan Plengkung, Tulungagung. (Z Creators/Firmanto Imansyah)

Jembatan Plengkung menjadi salah satu jembatan yang ikonik di Kabupaten Tulungagung. Lokasinya berada di Desa Mangunsari, Kecamatan Kedungwaru, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur. 

Uniknya, terdapat tiga buah setengah lingkaran yang berada di sisi kiri kanan. Sisi unik ini membuat Jembatan Plengkung mudah diingat dan menjadi daya tarik tersendiri.

-
Jembatan Plengkung, Tulungagung dibangun Belanda. (Z Creators/Firmanto Imansyah)

Jembatan berukuran lebar kurang lebih 6 meter dengan panjang 40 meter ini menjadi jembatan yang memiliki peran penting untuk transportasi dan lalu lintas masyarakat Tulungagung.

Pemerintah Kabupaten Tulungagung bahkan sampai menambahkan jembatan pendukung berukuran lebih kecil di samping kiri dan kanannya yang digunakan untuk pengguna sepeda motor sampai becak.

Enggak cuma itu, di atas jembatan ini juga masih terlihat bekas rel kereta. Sayangnya, sampai saat ini belum diketahui dari mana ke manakah jalur rel ini terhubung. 

-
Jembatan Plengkung, tak hancur meski dibom Belanda. (Z Creators/Firmanto Imansyah)

Belum ada penelitian lebih lanjut tentang keberadaan Jembatan Plengkung ini. Namun, sejumlah warga sekitar meyakini jembatan itu sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda di tahun 1925.

Dalam cerita turun-temurun yang populer di masyarakat, pembangunan jembatan ini berkaitan dengan sosok pemuka agama kharismatik pada zamannya, yakni KH Abdul Fatah. Nama itu juga digunakan sebagai nama jalan di lokasi. 

Pembangunan jembatan yang membentang di atas Ngrowo ini bermula dari keinginan penjajah Belanda yang mempermudah proses perdagangan antar kota yang semula menggunakan perahu. 

Setelah mendengarkan usulan dari tokoh masyarakat sekitar, Belanda membuat sayembara dengan harapan bisa menemukan orang yang memiliki kelebihan dan kemampuan untuk merawat keberadaan jembatan itu.

Sayembara yang dibuat juga enggak main-main, yakni  Belanda mencari orang yang mampu melompati sungai dengan lebar 45 meter tersebut. Barang siapa yang bisa melakukan itu, maka akan dibuatkan jembatan.

-
Jembatan Plengkung, Tulungagung. (Z Creators/Firmanto Imansyah)

Puluhan peserta sayembara gagal menaklukan tantangan itu. Enggak jarang juga ada peserta yang hanyut ke sungai karena gagal melompat. Akhirnya, ada satu orang yang berhasil melakukan hal itu, yakni Abdul Fattah.

Belanda kemudian memenuhi janjinya dengan membangunkan Jembatan Plengkung ini. Setelah pembangunannya selesai, Abdul Fattah dikabarkan memberikan mantra agar jembatan itu enggak bisa dihancurkan.

Namun pada tahun 1942, saat tentara Jepang masuk ke Tulungagung, pemerintah Belanda hendak menghancurkan jembatan itu agar menghambat mobilisasi tentara Jepang.

Upaya penghancuran dilakukan dengan memasang bom pada kaki-kaki jembatan. Sayangnya, upaya itu gagal. Hanya bangunan lain di sekitar jembatan rusak, tapi jembatan tetap kokoh berdiri sampai saat ini.

Halaman:

Editor: Yayan Supriyanto

Tags

Terkini

8 Arti Ular Masuk Rumah Menurut Primbon Jawa

Senin, 15 April 2024 | 12:00 WIB
X