Satu Suro, Warga Desa Ini Cuci Ratusan Pusaka dengan Potongan Buah, Ini Alasannya

- Sabtu, 30 Juli 2022 | 20:32 WIB
Proses pencucian benda pusaka (Hasan Syamsuri/Z Creators)
Proses pencucian benda pusaka (Hasan Syamsuri/Z Creators)

Untuk memperingati perayaan 1 Muharram atau Satu Suro, warga Desa Bumiaji, Kota Batu, Jawa Timur menggelar ritual Jamasan Tayuh Sidhikara di Padepokan Bumiaji Panatagama, Jalan Masjid Besar An Nuur, Dusun Banaran.

-
Proses pencucian benda pusaka (Hasan Syamsuri/Z Creators)

Jamasan Tayuh Sidhikara adalah prosesi penyucian benda-benda pusaka seperti keris, tombak, kujang, pedang, dan benda-benda pusaka lainnya. Penyucian ini bertujuan untuk membersihkan benda pusaka dari karat atau korosi, serta sebagai bentuk penghormatan terhadap benda-benda pusaka.

"Proses jamasan, tayuh, serta sidhikara di padepokan kita ini sudah berjalan 13 tahun. Penyucian benda pusaka ini untuk menghormati benda pusaka, yang perlu dirawat agar nilai kebaikan di dalamnya tetap terjaga," ujar Volta Septian, Ketua Pelaksana Kegiatan.

-
Pencucian keris dengan air bunga setaman (Hasan Syamsuri/Z Creators)

Antusiasme masyarakat pada pelaksanaan Jamasan Tayuh Sidhikara ini sangat tinggi, peserta yang mengikuti tidak hanya warga Desa Bumiaji atau Kota Batu saja. Melainkan juga datang dari Kota dan Kabupaten Malang serta dari Sidoarjo.

-
Pencucian benda pusaka (Hasan Syamsuri/Z Creators)

Digelar rutin setiap 1 Muharram atau 1 Suro dalam penanggalan Jawa, jumlah benda pusaka yang disucikan melalui ritual Jamasan, Pentayuhan dan Sidhikara ini mencapai ratusan. Dimulai pada jam 08.00 WIB, ritual ini berlangsung hingga jam 15.00 WIB.

-
Ritual pencucian keris dan benda pusaka (Hasan Syamsuri/Z Creators)

Pencucian pusaka sendiri diawali dengan perendaman dalam air kelapa yang dicampur dengan potongan buah nanas, mengkudu, belimbing wuluh, dan jeruk nipis untuk mempermudah peluruhan karat pada logam keras. Setelah itu benda pusaka dicuci dengan air kembang setaman dan dilumuri dengan minyak.

"Saat mencuci benda pusaka tidak boleh berkomunikasi dengan siapapun, karena harus konsentrasi berdoa dan berdzikir untuk menstabilkan tuah dari benda pusaka tersebut," jelas Volta.

-
Benda pusaka yang akan dibersihkan (Hasan Syamsuri/Z Creators)

Setelah di-Jamas, di-Tayuh dan di-Sidhikara, Volta berharap para pemilik pusaka akan terus menjaga dan merawatnya, sehingga benda-benda pusaka itu bisa memberi pengaruh baik pada pemiliknya. Apalagi, kebanyakan dari benda-benda pusaka tersebut berasal dari era Kerajaan Singosari dan Majapahit.

Bikin cerita serumu dan dapatkan berbagai reward menarik! Let’s join Z Creators dengan klik di sini.

-
Z Creators

 

Editor: Administrator

Tags

Terkini

8 Arti Ular Masuk Rumah Menurut Primbon Jawa

Senin, 15 April 2024 | 12:00 WIB
X