Sulitnya Naik Haji Bagi Orang Indonesia Dulu, Kolonial Belanda Jadi Penyebab Utamanya

- Jumat, 1 Juli 2022 | 15:30 WIB
Ilustrasi naik haji zaman dulu. (History)
Ilustrasi naik haji zaman dulu. (History)

Keberangkatan jamah haji dari Indonesia telah berlangsung sejak puluhan tahun yang lalu. Namun, terdapat kisah pahit bagi umat Islam Indonesia yang ingin melaksanakan ibadah tersebut.

Bukan soal kemiskinan melainkan kolonial Belanda menjadi dasar kesulitan tersebut. Semua elemen dan kepentingan rakyat pada saat itu dipegang dan dikendalikan oleh penjajah Belanda.

Dikutip dari ejournal.uin-suka.ac.id, tekanan dari penjajahan Belanda tersebut menimbulkan pergolakan di kalangan kaum pribumi untuk melawan. Hal tersebut juga mempengaruhi kebijakan Belanda yang menguasai nusantara dalam hal pembatasan perjalanan haji ke Mekkah.

Baca Juga: Hujan Tangis Warnai Pemberangkatan Haji, Anak Ini Tak Mau Lepas Ibunya

Praktik perjalanan haji sendiri telah dimulai di abad ke-16. Mayoritas Islam yang memiliki kemampuan berangkat menuju Tanah Suci untuk melaksanakan ibadah tersebut.

Namun, sepulangnya jemaah haji Indonesia ke bumi Nusantara, semangat nasionalisme para jemaah semakin meningkat. Sehingga pada saat itu pemerintah kolonial membuat aturan-aturan yang memperketat proses perjalanan haji ke Mekkah dan Madinah.

Pihak penjajah dalam hal ini pemerintah Belanda membuat aturan birokrasi yang cukup rumit. Hal ini bertujuan untuk memudahkan pemantauan jemaah yang akan berangkat ke Mekkah dan juga tatkala kembali ke tanah air.

Pemerintah kolonial Belanda membatasi calon jemaah haji yang hendak berangkat ke Mekkah bertujuan untuk mengendalikan perlawanan pribumi ketika sekembali dari ibadah haji.

Hal ini mulai timbul regulasi tentang perhajian sengaja tidak dikelola dengan baik. Tujuannya agar masyarakat Nusantara enggan untuk berangkat menunaikan ibadah haji ke Mekkah. Pemerintah Hindia-Belanda juga menjadikan pengelolaan haji sebagai sumber pendapatan pemerintahan kolonial.

Pecahnya Perang Jawa

-
Ilustrasi perang Jawa. (Wikimedia)

 

Mengetahui hal tersebut, pangeran Jawa yang taat kepada Islam itu menyerukan konsep jihad dan mengobarkan semangat perang melawan Belanda.

Pangeran Diponegoro menjadi salah satunya yang mengantarkan pecahnya Perang Jawa. Jihad yang dikomandoi Diponegoro itu merupakan gerakan yang paling berbahaya dan paling masif yang pernah dihadapi Belanda di Jawa, dan mungkin juga di seluruh Nusantara

Perang Jawa menciptakan trauma yang begitu besar bagi pemerintah kolonial Belanda. Jihad menjadi kata yang sangat menakutkan. Orang-orang Jawa yang dianggap sinkretis dan toleran tiba-tiba menjadi pemberang dan mudah membunuh.

Kegelisahan ini kemudian mendorong pemerintah kolonial untuk mempelajari lebih dalam tentang Islam, agama orang Arab yang telah membuat orang Jawa memberontak.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

Fakta dan Mitos Tahun Kabisat yang Kamu Harus Tau

Rabu, 28 Februari 2024 | 12:25 WIB
X