Studi Baru: Anak Laki-Laki yang Bermain Game Miliki Tingkat Depresi Lebih Rendah

- Selasa, 2 Maret 2021 | 16:25 WIB
Ilustrasi bermain game. (photo/Ilustrasi/Pexels/JESHOOTS.com)
Ilustrasi bermain game. (photo/Ilustrasi/Pexels/JESHOOTS.com)

Kita selalu disarankan untuk mengurangi waktu layar kepada anak-anak melalui pemakaian gadget, laptop, hingga dengan TV. Tetapi baru-baru ini, terdapat studi baru yang menganjurkan anak laki-laki untuk bermain video game secara teratur pada usia 11 tahun. Hal ini mungkin untuk mengurangi gejala depresi pada 3 tahun kemudian.

Studi ini dipimpin salah seorang peneliti UCL yang dipublikasikan pada 'Psychological Medicine'. Ditemukan, bahwa anak perempuan yang hasilkan lebih banyak waktu di media sosial tampaknya kembangkan gejala yang lebih depresi. 

Secara keseluruhan, penemuan ini tunjukkan bagaimana jenis waktu layar yang berbeda dapat secara positif atau negatif untuk pengaruhi kesehatan mental orang muda, dan juga dapat mempengaruhi anak laki-laki dan perempuan secara berbeda. Hal ini juga dikomentari penulis utama studi ini, Aaron Kandola. 

"Layar memungkinkan kita untuk terlibat dalam berbagai kegiatan. Panduan dan rekomendasi tentang waktu layar harus didasarkan pada pemahaman kita tentang bagaimana kegiatan yang berbeda ini dapat mempengaruhi kesehatan mental dan apakah pengaruh itu bermakna." ungkap Aaron Kandola. 

"Meskipun kami tidak dapat memastikan apakah bermain video game benar-benar meningkatkan kesehatan mental, itu tidak tampak berbahaya dalam penelitian kami dan mungkin memiliki beberapa manfaat. Terutama selama pandemi, video game telah menjadi platform sosial yang penting bagi kaum muda." lanjutnya. 

"Kita perlu mengurangi berapa banyak waktu anak - dan orang dewasa- menghabiskan waktu untuk duduk, demi kesehatan fisik dan mental mereka, tetapi itu tidak berarti bahwa penggunaan layar secara inheren berbahaya." jelasnya. 

Kandola sebelumnya juga memimpin penelitian yang menemukan bahwa perilaku menetap tampaknya meningkatkan risiko depresi dan kecemasan pada remaja. Untuk mendapatkan lebih banyak wawasan mengenai apa yang mendorong hubungan itu. Kandola dan rekannya pun memilih untuk menyelidiki waktu layar. Hal ini dilakukan karena bertanggung jawab atas banyak perilaku tidak aktif pada remaja. 

Penelitian lain menemukan hasil yang beragam, dan banyak yang tidak membedakan antara jenis waktu layar yang berbeda, jenis kelamin, atau ikuti sekelompok besar orang muda selama beberapa tahun. Tim peneliti dari UCL, Karolinska Institute dari Swedia dan Baker Heart and Diabetes Institute di Australia meninjau dari 11.341 remaja yang merupakan bagian dari Millenium Cohort Study, sampel perwakilan nasional dari kaum muda yang telah terlibat penelitian sejak mereka lahir di Inggris pada 20002-2002. 

Semua pesera penelitian telah menjawab pertanyaan tentang wakootu yang mereka habiskan di media sosial, bermain video game, hingga menggunakan internet pada usai 11 tahun. Dalam analisis, tim peneliti pun memperhitungkan faktor lain yang mungkin menjelaskan hasil, seperti status sosial ekonomi, tingkat aktivitas fisik, hingga laporan perundungan. 

Dalam penelitian itu, mereka menemukan bahwa anak laki-laki yang bermain video game hampir setiap hari memiliki gejala depresi 24 persen lebih sedikit. Para peneliti pun mengatakan ini mungkin tunjukkan bahwa anak laki-laki yang kurang aktif dapat memperoleh lebih banyak kesenangan dan interaksi sosial dari video game. 

Meski demikian, studi ini tidak dapat memastikan apakah hubungan itu bersifat kauasal. Bahkan, para peneliti mengatakan terdapat beberapa aspek positif dari video game yang dapat mendukung kesehatan mental, seperti pemecahan masalah, dan elemen sosial, kooperatif, dan menarik.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

8 Arti Ular Masuk Rumah Menurut Primbon Jawa

Senin, 15 April 2024 | 12:00 WIB
X