Kisah Sisyphus atau sisifus dalam mitologi Yunani menjadi sebuah pembelajaran akan kesia-siaan, sesuatu yang tak masuk akal, sesuatu yang mustahil atau disebut absurdity.
Sisyphus bahkan telah dipandang sebagai simbol dari paham absurdisme, ini adalah paham dimana usaha manusia untuk mencari arti dari kehidupan akan berakhir dengan kegagalan dan kesia-siaan, serta kecenderungan manusia untuk melakukan hal tersebut sebagai hal yang absurd.
Legenda Sisyphus bermula dari kesalahan yang ia buat telah mengundang kemarahan dewa. Ada beberapa versi cerita yang berbeda tentang ini.
Salah satunya yang cukup populer adalah Sisyphus yang saat menghadapi kematian meminta pada istrinya agar membuang jasadnya ke tengah alun-alun kota, sebagai ujian kecintaan istrinya pada Sisyphus.
Baca Juga: Mitologi Valkyrie, Makhluk Pemilih Prajurit Heroik di Medan Perang
Ketika Sisyphus meninggal, di dunia bawah ia menemukan bahwa istrinya memang telah memenuhi permintaannya.
Sisyphus marah karena istrinya lebih memilih ketaatan pada kata-katanya, daripada cinta yang setia pada ingatan dan harga dirinya.
Ia akhirnya meminta kembali ke dunia hanya untuk memarahi sang istri, namun saat kembali ke dunia ia memarahi istrinya dan enggan kembali ke dunia bawah.
Akhirnya dewa menyeret paksa Sisyphus dan Zeus yang muak dengan trik dan kelicikannya memberikan ia hukuman.
Ia dikutuk untuk selama-lamanya mengulangi tugas yang sia-sia, dimana ia harus mendorong bongkahan batu besar ke puncak gunung.
Namun, begitu dia mencapai puncak bukit, batu besar itu akan berguling dan Sisyphus harus mendorongnya kembali.
Mitologi Sisyphus ini kemudian telah mengispirasi seorang filsuf bernama Albert Camus sebagai filosofi Absurdisme. Absurdisme mengajarkan bahwa manusia bergumul dengan pencarian tujuan dan pemenuhan kehidupan internal yang tidak pernah berakhir.
Artikel Menarik Lainnya:
- Vulcan, Dewa Api dan Gunung Berapi Mitologi Romawi
- Dewi Anuket, Dewi Sungai Nil dalam Mitologi Mesir Kuno
- Laverna, Dewi Cantik yang Jadi Pelindung Para Penipu dan Pencuri
