Studi: Pola Asuh Keras pada Anak Sebabkan Otak Mengecil!

- Selasa, 23 Maret 2021 | 15:55 WIB
anak yang sedang dimarah. (photo/Ilustrasi/Pexels/August de Richelieu)
anak yang sedang dimarah. (photo/Ilustrasi/Pexels/August de Richelieu)

Pola asuh yang keras yang diterapkan orang tua kepada anak dikaitkan dengan struktur otak yang lebih kecil pada masa remaja, menurut satu studi baru yang diterbitkan dalam Perkembangan dan Psikologi. Studi itu pun dilakukan Sabrina Suffren, PhD di Universite de Montreal dan Pusat Penelitian CHU Sainte Justine yang bekerja sama dnegan para peneliti Universitas Stanford. 

Praktik pengasuhan anak yang keras yang tercakup dalam penelitian ini adalah umum dan bahkan dianggap diterima secara sosial oleh banyak orang di Kanada dan di seluruh dunia. Melihat hal itu, Sabrina Suffren memberikan komentarnya.

"Implikasinya melampaui perubahan di otak. Saya pikir yang penting adalah bagi orang tua dan masyarakat untuk memahami bahwa seringnya menggunakan praktik pengasuhan anak yang keras dapat membahayakan perkembangan anak," ungkap Suffren.

"Kami berbicara tentang perkembangan sosial dan emosional mereka, serta perkembangan otak mereka." lanjutnya. 

Pelecehan anak yang serius, penelantaran dan bahkan pelembagaan telah dikaitkan dengan kecemasan serta depresi di kemudian hari. Penelitian sebelumnya telah menunjukkan anak-anak yang mengalami pelecehan parah memiliki korteks prefrontal dan amigdala yang lebih kecil, dua struktur yang memainkan peran kunci di regulasi emosional dan munculnya kecemasan dan depresi.

Pada studi ini, para peneliti mengamati bahwa daerah otak yang sama lebih kecil pada remaja yang telah berulang kali menjadi sasaran praktik pengasuhan yang keras di masa kanak-kanak, meskipun anak-anak itu tidak alami tindakan pelecehan yang lebih serius.

"Penemuan ini penting dan baru. Ini pertama kalinya praktik pengasuhan anak yang keras yang gagal dalam pelecehan serius dikaitkan dengan penurunan ukuran struktur otak, serupa dengan apa yang kita lihat pada korban tindakan pelecehan serius," jelas Suffren. 

"Menunjukkan bahwa praktik pengasuhan yang keras dapat menyebabkan perubahan fungsi otak di antara anak-anak, tetapi sekarang kita tahu bahwa hal itu juga memengaruhi struktur otak anak-anak." lanjutnya. 

"Perlu diingat bahwa anak-anak ini terus-menerus menjadi sasaran praktik pengasuhan yang keras antara usia 2 dan 9. Ini berarti bahwa perbedaan dalam otak mereka terkait dengan paparan berulang terhadap praktik pengasuhan yang keras selama masa kanak-kanak," tutupnya. 

Studi ini adalah yang pertama mencoba mengidentifikasi hubungan antara praktik pengasuhan yang keras, kecemasan anak, dan anatomi otak mereka.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

Fakta dan Mitos Tahun Kabisat yang Kamu Harus Tau

Rabu, 28 Februari 2024 | 12:25 WIB
X