Bentuk hati yang berwarna merah dikenal sebagai lambang atau simbol dari percintaan. Meski bentuk hati manusia aslinya tidak seperti yang digambarkan seperti lambang cinta, namun bentuk hati itu dimaknai sebagai perasaan dari manusia.
Nah pertanyaannya, mengapa bentuk hati yang demikian dijadikan sebagai lambang percintaan?
Dilansir History, sejarah bentuk hati dijadikan sebagai lambang cinta sangatlah panjang. Salah satu sumber menyebutkan bahwa hal ini sudah ada sejak dari era Romawi Kuno dan Yunani.
Disebutkan ada sebuah tanaman bernama Silphium yang memiliki bentuk seperti dengan hati yang dikenal saat ini sebagai lambang cinta. Tanaman tersebut biasanya dimanfaatkan sebagai alat kontrasepsi untuk mengendalikan angka kelahiran.
Bentuk tanaman tersebut yang mirip dengan lambang cinta di era sekarang ini membuat tanaman tersebut dianggap sangat berkaitan dengan percintaan.
Pada awalnya, tanaman tersebut hanya menjadi tanaman yang diambil manfaatnya saja. Namun memasuki Abad Pertengahan, ilmuwan mulai menggambar anatomi tubuh dengan organ hati seperti lambang cinta yang dikenal saat ini.
Namun menurut cendekiawan Pierre Vinken dan Martin Kemp, dijadikannya bentuk hati sebagai simbol cinta berawal dari tulisan Galen dan filsuf Aristoteles. Dia menggambarkan hati manusia memiliki tiga bilik dengan lekukan kecil di bagian tengahnya.
Lalu pada abad ke-14, fisikawan Italia Guido da Vigevano kembali membuat anatomi tubuh yang memperlihatkan bentuk jantung mirip dengan seperti yang digambarkan oleh filsuf Aristoteles.
Seperti diketahui, hati manusia telah lama dihubung-hubungkan dengan emosi dan kesenangan. Oleh karena itu, sejak era Abad Pertengahan, orang-orang mulai menggunakan gambar hati tersebut sebut sebagai lambang cinta.
Bentuk hati itu terus populer saat memasuki abad ke-18, abad ke-19 hingga di era modern saat ini. Saat ini, jika mendengar kata cinta, maka akan terasosiasi dengan bentuk hati yang berwarna merah.
