Gempa bumi berkekuatan M7,8 mengguncang Turki, tepatnya di wilayah Gaziantep (perbatasan Suriah), pada Senin pagi (6/2/2023) waktu setempat. Peristiwa tersebut disusul gempa kedua 9 jam kemudian di dekat Ekinozu dengan kekuatan M7,5.
Akibatnya 12.000 orang dilaporkan menjadi korban jiwa. Rinciannya 9.057 orang meninggal dunia di Turki dan 2.992 nyawa melayang di Suriah.
Menanggapi bencana alam tersebut, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) RI mengungkap soal fenomena tectonic escape sebagai penyebab gempa Turki.
BMKG menjelaskan, fenomena tectonic escape di gempa Turki terjadi saat Lempeng Anatolia bergeser ke barat karena Lempeng Arab menekan Lempeng Anatolia ke arah barat laut dalam dinamika tektoniknya.
"Wajar jika Sesar Anatolia Timur dengan laju geser 16 mm/tahun ini mampu mengakumulasi tegangan kulit bumi dan rilis energi sebagai gempa dahsyat yang merusak (destructive) dan mematikan (deadly)," tulis BMKG dalam unggahan di akun Instagram @infobmkg yang dikutip Kamis (9/2/2023).
BMKG melanjutkan, gempa pertama terjadi sepanjang 100 km dari garis patahan. Akibatnya, bangunan di dekat patahan mengalami runtuh hingga rusak berat.
Patahan Sesar Tectonic Escape
Dijelaskan Paul Mann dalam jurnal Geology, tectonic escape atau pelepasan tektonik merupakan gerakan yang relatif berarah horizontal. Gerakan lempeng ini mengikuti arah patahan (strike-slip) dari kerak benua yang bertabrakan ke arah kerak samudra yang dapat disubduksi.
Subduksi sendiri adalah proses geologi wilayah kerak Bumi saat lempeng dengan kerak samudera yang lebih tipis di batas dua lempeng tektonik litosfer menunjam ke bawah lempeng dengan kerak benua yang lebih tebal secara konvergen.
Baca juga: Sosok Frank Hoogerbeets, Pria Belanda yang Prediksi Gempa Turki, Ternyata Dikecam Peneliti
Adapun menurut BMKG, sumber gempa utama di Turki yaitu patahan Sesar Anatolia Utara dan Sesar Anatolia Timur. Lokasi sesar ini berada di pertemuan simpang 3 lempeng aktif, yaitu Lempeng Anatolia, Lempeng Arab, dan Lempeng Afrika.
Letak Turki di Zona Patahan
Dikutip dari New York Times, Turki menjadi negara dengan aktivitas seismik (frekuensi, jenis, dan ukuran gempa Bumi per satu periode waktu) tertinggi di dunia.
Hal ini dikarenakan wilayahnya berada di zona patahan yang merupakan hasil pergerakan sebagian besar kerak Bumi atau lempeng tektonik.
Baca juga: Heboh Burung Terbang Cepat & Lolongan Anjing Sebelum Gempa Turki, Benarkah Tanda Bencana?