Suntikan Booster COVID-19 Tidak Diperlukan Populasi Umum!

- Rabu, 15 September 2021 | 14:16 WIB
Vaksinasi COVID-19. (photo/Ilustrasi/Pexels/Maksim Goncharenok)
Vaksinasi COVID-19. (photo/Ilustrasi/Pexels/Maksim Goncharenok)

Suntikan tambahan atau suntikan booster vaksinasi COVID-19 tidak diperlukan untuk populasi umum. Ini diungkapkan oleh para ilmuwan terkemuka, termasuk dengan dua pejabat senior Badan Pengawas Obat dan Makanan di AS (FDA) dan beberapa Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Ini diungkapkan mereka dalam sebuah artikel yang diterbitkan dalam jurnal medis pada 13 September 2021. 

Ilmuwan mengaatakan lebih banyak bukti diperlukan untuk benarkan suntikan booster. Pandangan itu tidak setuju dengan rancangan dari Pemerintah Amerika Serikat untuk mulai tawarkan putaran suntikan lain kepada orang banyak di Amerika yang divaksinasi penuh. 

Ketika kasus COVID-19 yang disebabkan oleh varian Delta meningkat, pihak Pemerintah Joe Biden khawatir bahwa infeksi di antara mereka yang sudah divaksinasi adalah tanda perlindungan mereka berkurang dan telah mendorong booster sebagai cara untuk bangun kembali kekebalan tubuh. 

"Setiap keputusan tentang perlunya peningkatan atau waktu peningkatan harus didasarkan pada analisis yang cermat dari data klinis atau epidemiologis yang terkontrol secara memadai, atau keduanya, yang menunjukkan pengurangan penyakit parah yang terus-menerus dan bermakna," tulis para ilmuwan dalam jurnal medis Lancet.

“Oleh karena itu, bukti saat ini tampaknya tidak menunjukkan perlunya peningkatan pada populasi umum, di mana kemanjuran terhadap penyakit parah tetap tinggi,” lanjut mereka. 

Penulis artikel itu termasuk Direktur Penelitian dan Peninjauan Vaksin Kantor FDA, Marion Gruber dan Wakil Direktur Phil Krause, keduanya yang berencana meninggalakan agensi dalam beberapa bulan ke depan. Mereka mengakui bahwa beberapa individu, seperti mereka yang mengalami gangguan kekebalan, dapat memperoleh manfaat dari dosis tambahan. 

Penggunaan booster yang luas mungkin diperlukan di masa depan jika kekebalan pada vaksinasi primer berkurang atau jika varian baru berkembang sehingga vaksin tidak lagi melindungi  terhadap virus. Booster sendiri juga terbukti berisiko jika diperkenalkan terlalu cepat.

Sebuah panel ahli pun menyarangkan FDA tentang vaksin berencana untuk bertemu pada 17 September guna membahas dosis tambahan dari suntikan Pfizer/BioNTech, yang menjadi langkah pertama dalam peluncuran booster yang lebih luas.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

8 Arti Ular Masuk Rumah Menurut Primbon Jawa

Senin, 15 April 2024 | 12:00 WIB
X