Rumah pohon kebanyakan dijadikan objek wisata bagi kebanyakan orang. Tempat ini menjadi sebuah tempat persinggahan atau sekedar mengambil foto estetik di atas mahakarya tangan manusia yang mampu mengubah pohon menjadi tempat yang menarik.
Namun, beda cerita dengan beberapa rumah pohon di dunia ini. Tempat yang cenderung menjadi tempat wisata dan bermain banyak orang ini justru menjadi tempat tinggal bagi para gelandangan dan orang-orang tua lantaran tidak memiliki rumah tetap di kawasan pemukiman.
Nah, berikut 5 rumah pohon di dunia yang digunakan sebagai tempat tinggal para gelandangan dan orang tua.
Baca Juga: Seorang Kakek Menghabiskan .000 untuk Membangun Rumah Pohon
1. Finca Bellavista
Finca Bellavista adalah sebuah rumah pohon yang terletak di Kosta Rika. Rumah pohon ini dibangun oleh sebuah komunitas yang menghabiskan hidup mereka di atas pohon kokoh di kawasan hutan negara tersebut.
Finca Bellavista terdiri dari 40 unit rumah pohon yang sumber tenaganya berasal dari sinar matahari. Ide untuk mendirikan Finca Bellavista sendiri bermula ketika Matt Hogan dan Erica Andrews berupaya menyelamatkan kawasan hutan setempat dari ancaman penebangan.
2. Rumah tunggul pohon di Amerika Serikat
Sebelum menjadi negara super power seperti saat in, Amerika Serikat dahulunya dihuni oleh suku pribumi Indian dan imigran asal Eropa yang ingin memulai kehidupan baru di seberang lautan. Untuk mempertahankan diri mereka, mereka membangun rumah pohon sebagai tempat tinggal sementara mereka untuk bermukim.
Saat para pemukim tersebut bermigrasi ke sisi barat Benua Amerika pada akhir abad ke-19, mereka berpapasan dengan pohon-pohon raksasa yang bagian atasnya sudah ditebang oleh perusahaan kayu di masa lampau. Yang tersisa hanyalah bagian bawah atau tunggul pohon yang ketinggiannya bisa mencapai 3 meter.
3. Rumah pohon di Kenya
Berbeda dengan di Kosta Rika dan AS, di Kenya terdapat orang tua bernama Njuguna Ng’ang’a yang hidup di dalam pohon. Bukan seperti rumah pohon kebanyakan, melainkan tempat tinggal Njuguna ialah pohon yang memiliki batang besar dan cukup untuk dimasuki oleh madan ringkihnya.
Njuguna mengaku terpaksa tinggal di pohon karena ia tidak memiliki siapa-siapa untuk membantunya. Karena ia tidak bisa lagi mengingat identitas dirinya dengan tepat, Njuguna juga tidak bisa meminta santunan kepada pemerintah.
4. Rumah gelondongan kayu Jim Allen
Jim Allen adalah seorang pria asal California, Amerika Serikat, yang sehari-harinya bekerja sebagai penebang kayu. Pembangunan rumah pohonnya ini merupakan suatu cara bertahan hidup versi sang penebang dalam melawan badai.
Suatu hari pada tahun 1930-an, ia terjebak di tengah badai saat sedang berada di tengah-tengah hutan. Supaya bisa selamat dari amukan badai, Jim pun kemudian berteduh di batang pohon kayu merah. Sedikit informasi, pohon kayu merah adalah salah satu pohon terbesar sekaligus tertinggi di dunia. Pohon ini tingginya bisa mencapai 70 meter lebih.
5. Rumah pohon suku Korowai Papua
Bergeser ke Indonesia, rumah pohon suku Korowai Papua juga sangat fantastis. Mereka memiliki kebiasaan untuk membangun rumah di atas pohon yang tinggi. Jarak antara rumah mereka dengan permukaan tanah bisa mencapai 35 meter, namun umumnya rumah-rumah suku Korowai dibangun 10 meter di atas permukaan tanah.
Yang lebih menakjubkannya lagi, masing-masing rumah dibangun sedemikian rupa supaya cukup kuat untuk menampung banyak orang sekaligus. Dengan begitu, masing-masing rumah bisa dihuni oleh seluruh anggota keluarga. Untuk naik dan turun ke atas rumah, rumah-rumah suku Korowai dilengkapi dengan tangga.