Beberapa di antara pasti pernah merasakan Deja Vu, perasaan misterius seperti merasa tidak asing atau pernah mengalami hal serupa sebelumnya. Disebut misterius karena kita sendiri tidak bisa menjelaskan perasaan tersebut atau merasa ragu-ragu.
Deja Vu dalam Bahasa Prancis artinya "sudah terlihat". Istilah ini pertama kali digunakan oleh seorang ilmuwan dan filosofis berkebangsaan Perancis bernama Emile Boirac pada tahun 1876.
Dikutip dari ThoughtCo, menurut sebuah penelitian yang diterbitkan pada tahu 2004, lebih dari 50 survei tentang Deja Vu menunjukkan bahwa sekitar dua pertiga individu telah mengalaminya, setidaknya sekali dalam hidup mereka.
Jumlah yang dilaporkan ini juga tampaknya bertambah seiring orang-orang menjadi lebih sadar tentang apa itu Deja Vu.
Baca juga: Serasa Deja Vu, 5 Mimpi Buruk Ini Pernah Jadi Kenyataan yang Mengerikan
DejaVu sendiri sulit dipelajari karena merupakan pengalaman singkat dan juga tidak ada pemicu yang dapat diidentifikasi dengan jelas. Karena Deja Vu sulit diukur, para peneliti telah mendalilkan banyak penjelasan tentang cara kerjanya.
Berdasarkan penjelasan Neurologis, beberapa penjelasan menyatakan bahwa Deja Vu dialami ketika ada aktivitas otak spontan yang tidak terkait dnegan apa yang sedang kamu alami. Ketika itu terjadi di bagian otak kamu yang berhubungan dengan memori, kamu bisa memiliki perasaan familiar yang salah.
Beberapa bukti datang dari individu dengan epilepsi lobus temporal, ketika aktivitas listrik abnormal terjadi di bagian otak yang berhubungan dengan memori. Ketika otak pasien ini dirangsang secara elektrik sebagai bagian dari evaluasi pra-operasi, mereka mungkin mengalami Deja Vu.
Sering dialami manusia, Deja Vu sendiri biasanya dialami oleh orang yang masih berusia muda. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh J.S. Levin mengungkapkan bahwa Deja Vu biasanya dilakukan oleh orang yang berusia 15 sampai 25 tahun.
Seiring bertambahnya usia, frekuensi Deja Vu tersebut akan semakin berkurang. Selain itu, Deja Vu juga sering terjadi saat tubuh sedang kelelahan dan merasa stres. Sebuah studi mengatakan bahwa banyak tentara yang alami Deja Vu saat hendak perang.
