Ritual Tolak Bala Warga Bandung Barat ini Pantang Dilewati, Bisa-bisa Kesurupan!

- Kamis, 20 Oktober 2022 | 17:57 WIB
Ritual Muka Tutungkusan, rutin dijalankan demi tolak bala. (Z Creators/Jimmy Martino)
Ritual Muka Tutungkusan, rutin dijalankan demi tolak bala. (Z Creators/Jimmy Martino)

Bicara tentang hal-hal mistis, ada banyak hal yang kita masih belum tahu dan di luar kendali kita. Di Indonesia, masih banyak ritual-ritual yang dilakukan terkait dengan hal ini. Salah satunya ada di Kampung Puncaksari-Sindangkerta, Kabupaten Bandung Barat.

-
Ritual tolak bala di Bandung Barat. (Z Creators/Martin)

Masyarakat adat setempat punya tradisi yang dilakukan secara rutin, yaitu Tradisi Muka Tutungkusan Tumpeng. Tradisi ini punya beberapa filosofi atau simbol yang harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari menjaga alam, melestarikan budaya leluhur, hingga tolak bala dari energi negatif gangguan mahluk halus.

Ritual ini dilakukan dengan mengenakan pakaian adat sunda, sambil membawa hasil bumi dalam bakul berisi beras, air dan umbi-umbian.      

-
Persembahan berupa hasil bumi. (Z Creators/Martin)

Muka Tutungkusan sendiri dalam bahasa Sunda artinya membuka sesuatu yang dibungkus atau bungkusan yang dibuka. Dalam tradisi Muka Tutungkusan, terdapat jampana berisi hasil bumi lainnya seperti beragam jenis sayuran, yang diarak oleh lengser.

Hasil bumi yang sudah dikemas berupa nasi tumpeng, kemudian diserahkan secara simbolis kepada pupuhu atau tamu undangan yang hadir dan dianggap sebagai sesepuh untuk kemudian dinikmati dan makan bersama. Setelah nasi tumpeng diserahkan para lengser, acara dilanjutkan dengan berjoget bersama, sebagai simbol kebahagiaan.

-
Persembahan dalam ritual tolak bala. (Z Creators/Martin)

Menurut Ketua Padepokan Budi-daya, Jaka Sukarsa, Muka Tutungkusan yang dilakukan sebagai wujud syukur atas rezeki melimpah. Selain itu, terdapat beberapa filosofi atau simbol yang harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Mulai dari menjaga alam, melestarikan budaya leluhur, hingga tolak bala dari energi negatif gangguan mahluk halus. Menurut kepercayaan, jika tidak dilaksanakan, acap kali terjadi kesurupan yang menimpa warga atau berbagai bencana di desa.

“Kita laksanakan secara sederhana tujuannya 1 kita untuk bersyukur, terus juga kita melestarikan seni-budaya yang ada di kita. Selain itu, kita juga preventif untuk menjauhkan hal hal negatif karena kan di daerah ini masih kental nuansa magisnya,”  pungkas Jaka Sukarsa, Ketua Padepokan Budi-Daya.

Artikel menarik lainnya:

-
Z Creators

Editor: Nandina Agisni

Tags

Terkini

8 Arti Ular Masuk Rumah Menurut Primbon Jawa

Senin, 15 April 2024 | 12:00 WIB
X